RAKYATKU.COM, MANADO - Sabtu, 11 Januari 2020. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 16.00 Wita. Namun, Rosna Satrika Kandong (27) belum juga muncul di tempat kerja. Padahal, dia masuk pukul 14.00 Wita.
Si bos, lalu mengutus salah seorang rekannya. Mengecek kamar indekosnya di Kelurahan Komo Luar, Lingkungan II, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulut.
Andika Otaya (19), rekan kerja Rosna mengintip ke dalam kamar.
Dari balik kaca, dia melihat bercak darah di dinding kamar. Dia pun memanggil penjaga. Mereka mendobrak pintu kamar korban.
Pintu terbuka lebar. Mereka melihat ada dua jasad di atas ranjang. Jasad Rosna dan suaminya, Gung Akbar (26). Tubuh keduanya berlumuran darah. Rosna mengenakan celana panjang baby doll merah muda.
Sedangkan Gung Akbar di samping jasad Rosna, memakai celana pendek bercorak. Di antara dua korban ini terdapat bantal-bantal. Di samping wanita juga terlihat ada sebuah ponsel.
Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Thommy Aruan, kepada awak media, Senin (13/1/2020) kemarin bilang, ada tiga ponsel korban. Dua terkunci pola. Pihaknya meminta bantuan tim IT, untuk membantu membuka kunci pola itu. Itu harus tanpa merusak data. Jika tidak bisa, Polresta Manado akan meminta bantuan Mabes.
Data-data di ponsel itu, diharapkan bisa membongkar misteri pembunuhan pasangan yang merupakan pengantin baru itu.
Rosna dan Gung Akbar baru saja menikah. Rosna Sartika Kandong mulai kos sejak 22 Agustus 2019. Kemudian menikah dengan Gung Akbar (26) pada 9 November 2019.
Keduanya dikenal akur dan kalem. Itu berdasar kesaksian Samuel Kapia (26), penjaga kos pada detik-detik pembunuhan.
Menurut Samuel, tak ada keributan di kamar korban. Jika ada keributan kata Samuel, pasti dia akan mendengarnya. Pasalnya, kamar-kamar di indekos itu tidak kedap suara.
Rosna sempat mengaku hamil kepada tantenya. Namun Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Thommy Aruan bilang, hasil pemeriksaan tim, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehamilan.
Pihak keluarga korban menduga keduanya bunuh diri.
Dua jenazah akhirnya diautopsi di ruang pemulasaran rumah sakit Bhayangkara Karombasan, Minggu (12/1/2020) kemarin.
Setelah autopsi, jasad Gung Akbar diambil pihak keluarga dan diterbangkan ke Pasang Kayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulbar. Tepatnya di Jalan Bandeng, melalui pesawat dari Bandara Sam Ratulangi Manado.
Demikian pula jenazah Rosna, dibawa keluarga ke Kelurahan Girian Bawa, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulut menggunakan ambulans.