RAKYATKU.COM - Para pemilik mobil korban banjir kini dilema. Entah memilih memperbaiki dengan dengan biaya besar, atau menjualnya.
Andaipun dijual, banyak pihak beranggapan bakal anjlok ditawar orang. Hal ini karena mobil bekas banjir sangat dihindari publik, mengingat dampak dan penyakit yang ditimbulkan.
"Meski ada yang mau, tapi kan harus diperbaiki dulu. Kalau enggak diperbaiki, siapa yang mau beli?," ujar Senior Manager bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih.
Namun, ada tips yang disampaikan Andi, pedagang dari showroom Jordy Mobil di MGK Kemayoran. Dia menganjurkan, apabila hendak menjual mobil bekas banjir, dilakukan dalam kurun waktu beberapa waktu lalu.
Sebab jika mobil langsung dijual dalam waktu berdekatan, dipastikan harga bakal hancur-hancuran.
"Mau dijual sekarang, pemilik pasti tahu harganya bakal jatuh. Pedagang juga kadang enggak mau terima, karena banjir itu kan berisiko sekali. Maka, habis servis dia pakai dulu, baru dijual setelah itu," katanya.
Ilustrasi bau apek mobil bekas banjir
Untuk mobil bekas banjir, Andi mengatakan, mobil biasanya memiliki depresiasi 20 sampai 30 persen dibandingkan harga pasarannya.
"Pasti jatuh sih harganya. Tetapi kalau sudah diservis, lalu dipakai lagi beberapa bulan, biasanya pedagang mau terima," ucapnya.
Segini Harga Pedagang
Menurut Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Jakarta, Herjanto Kosasih, tidak banyak pedagang mobil bekas yang mau menerima mobil korban banjir.
“Kalau di kami, enggak ada yang mau terima. Sebab, kami harus hati-hati kalau sudah berurusan dengan mobil bekas banjir,” ujarnya dilansir 100kpj.
Kata dia, walau ada beberapa pedagang yang bersedia, namun mereka harus mengeluarkan biaya untuk melakukan perbaikan. “Meski ada yang mau, tapi kan harus diperbaiki dulu. Kalau enggak diperbaiki, siapa yang mau beli?” tuturnya.
Soal harga, Herjanto mengungkapkan bahwa pedagang akan menawar di bawah harga pasaran. Hal itu sebagai kompensasi biaya yang bakal dikeluarkan, jika nantinya muncul kerusakan susulan.
Mobil terkena banjir
“Mobil Jepang turun Rp10-20 juta dari kondisi bekas standar. Kalau dari baru, 30-40 persen. Yang paling nangis itu pemilik mobil Eropa dan supercar, bisa 40-50 persen turunnya,” ungkapnya.