Jumat, 10 Januari 2020 22:28

Jadi Saksi Hidup Tsunami Aceh, Geerhan Lantara Bangun Pesantren Penghafal Alquran di Maros

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Penyerahan sertifikat lahan dan dana pembangunan secara simbolis dari Letjen TNI (purn) Andi Geerhan Lantara kepada Bendahara Yakin, Muhaji.
Penyerahan sertifikat lahan dan dana pembangunan secara simbolis dari Letjen TNI (purn) Andi Geerhan Lantara kepada Bendahara Yakin, Muhaji.

Kini, setelah pensiun, Letnan Jenderal TNI (purn) Andi Geerhan Lantara lebih mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala. Salah satunya dengan membangun pondok pesantren penghafal Alquran.

RAKYATKU.COM – 12 November 1991. Dili mencekam. Massa dari mahasiswa dan pemuda berunjuk rasa. Mereka memprotes kematian Sebastiao Gomes, aktivis pro-kemerdekaan.

Demonstran kala itu diadang pasukan TNI bersenjata lengkap. Namun, pengunjuk rasa yang sudah tersulut amarah, tak gentar. Mereka terus meneriakkan slogan-slogan yang menghina aparat.

"Usir ABRI!.. Viva Xanana!... Viva Fretilin!"

Di antara pengunjuk rasa, Geerhan Lantara. Masih berpangkat mayor kala itu. Dia tidak mengenakan seragam tentara. Hanya berpakaian sipil.

Tentara asal Parepare, Sulsel itu berusaha menenangkan pengunjuk rasa. Namun nahas. Dia ditusuk pengunjuk rasa hingga terkapar di jalanan.

Geerhan diidentifikasi sebagai anggota TNI karena membawa radio HT. Beruntung Geerhan yang saat itu menjabat wakil komandan Batalyon Linud 700 berhasil diselamatkan.

Selama kariernya di TNI, dia termasuk yang cukup disegani. Sebelum menjabat Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat, dia sempat menjabat Panglima Kodam XII/Tanjungpura. Masa baktinya di TNI berakhir tahun 2014.

Geerhan Lantara juga salah satu saksi hidup tsunami Aceh, 26 Desember 2004. Dia saat itu masih berpangkat kolonel dan menjabat sebagai komandan Korem 012/Teuku Umar yang berkedudukan di Meulaboh. 

Geerhan memainkan peran penting dalam menggerakkan pasukan TNI dalam melakukan evakuasi awal korban tsunami.

Kini, setelah pensiun, Letnan Jenderal TNI (purn) Andi Geerhan Lantara lebih mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala. Salah satunya dengan membangun pondok pesantren penghafal Alquran.

Lokasinya di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. Pesantren itu berdiri di atas lahan sekitar dua hektare.

Pesantren dibangun melalui Yayasan Amal Kebangsaan Indonesia (Yakin). Geralz Geerhan, putra kandung Andi Geerhan Lantara, menjadi ketua harian di yayasan tersebut. Pembangunannya dimulai pertengahan Januari 2020 dan ditargetkan rampung akhir 2020.

"Insya Allah, semoga tahun depan sudah bisa digunakan dan beroperasi. Sekarang ini semua yang dibutuhkan, alhamdulillah, sebagian besar sudah tersedia," ujar Geralz dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com.

Menurut Geralz, lahan tersebut merupakan wakaf dari keluarga besar Brigjen (purn) Andi Lantara. Sedangkan dananya berasal dari donatur Yakin dan keluarga besar mendiang H Muhadir, masih kerabat dekat keluarga besar Andi Geerhan Lantara.

"Masya Allah, kami sangat bersyukur, karena perencanaan baru akhir 2018 lalu. Tiba-tiba kami dapat dukungan dana besar dari keluarga almarhum H Muhadir. Itu membuat kami di Yakin cukup bersemangat untuk segera memulai pembangunannya," ujarnya.

Selain itu, ada juga arsitek dan konsultan bersedia memberikan bantuan secara cuma-cuma.

Andi Geerhan Lantara, kata Geralz, berharap pesantren tersebut mencetak generasi penghafal Alquran yang memiliki wawasan kebangsaan. "Sehingga mereka akan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa," lanjut Geralz.

Bendahara Umum Yakin, Muhaji menjelaskan, pondok pesantren akan dilengkapi dengan laboratorium bahasa, terutama bahasa Inggris dan Arab. Akan menampung santri setingkat sekolah menengah pertama.

Karena pondok pesantren tersebut berbasis Quran dan berwawasan kebangsaan, maka pendidiknya juga akan diisi sejumlah purnawirawan militer. Mereka selama ini sudah menjadi praktisi di lembaga Alquran.