Jumat, 10 Januari 2020 16:12

Detik-detik Mencekam 1.000-an Pasukan Amerika Menghindar dari Serangan Rudal Iran

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pangkalan udara Al-Asad di provinsi Anbar, Irak di mana banyak terdapat tentara AS (VoAIndonesia).
Pangkalan udara Al-Asad di provinsi Anbar, Irak di mana banyak terdapat tentara AS (VoAIndonesia).

Tentara Amerika Serikat berhasil selamat, dari serangan rudal Iran yang diluncurkan ke dua pangkalan militer Amerika, di Ain al-Asad dan di Erbil pada Selasa malam (7/1) hingga Rabu (8/1) pagi.

RAKYATKU.COM - Tentara Amerika Serikat berhasil selamat, dari serangan rudal Iran yang diluncurkan ke dua pangkalan militer Amerika, di Ain al-Asad dan di Erbil pada Selasa malam (7/1) hingga Rabu (8/1) pagi.

Presiden Donald Trump, memastikan tidak ada pasukan AS yang menjadi korban dalam serangan itu. Beberapa saat sebelum serangan itu terjadi, Gedung Putih mendapat peringatan dari intelijen.

Pada Selasa siang menjelang sore, sebuah pesan kilat dari agen mata-mata masuk. Mereka mengatakan bahwa serangan Iran terhadap pasukan AS hampir pasti.

Peringatan itu diterima Wakil Presiden Mike Pence, dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Robert C. O'Brien. Mereka lantas memerintahkan para pasukan di Irak untuk bersembunyi di ruang bawah tanah.

Tiga jam kemudian, rudal balistik yang diluncurkan dari Iran menghujani dua pangkalan di Irak. Di tempat itu ada sekitar 1.000 tentara AS, dikutip dari CNNIndonesia.

Pengamatan satelit melacak pergerakan di lokasi peluncur rudal Iran. Dan AS berhasil menyadap komunikasi para pemimpin militer Iran, yang mengindikasikan bahwa serangan balasan atas kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani dilakukan di hari itu.

Pangkalan Al Asad di Provinsi Anbar Irak menjadi target sasaran. Informasi yang diperoleh termasuk rencana ratusan pejuang dari Kataib Hezbollah, milisi Irak yang dilatih oleh Iran akan melancarkan serangan frontal di pangkalan itu.

Saat serangan itu terjadi, para pejabat memantau di Gedung Putih. Termasuk Presiden Donald Trump yang bergabung setelah mengakhiri pertemuan dengan perdana menteri Yunani.

Tak lama setelah serangan, Trump dan Pence berbicara dengan para pemimpin kongres membahas situasi di Irak. Trump kemudian didesak untuk meredam krisis.

Pangkalan militer di Irak itu memang rentan karena tidak dilengkapi dengan sistem antirudal Patriot.

Seorang pejabat militer AS mengatakan sistem rudal itu dikerahkan ke negara-negara lain di Timur Tengah yang dianggap lebih rawan dari serangan rudal Iran.

Trump sendiri menyatakan tidak akan melakukan serangan balasan terhadap Iran.

Dalam pidato di Gedung Putih pada Rabu waktu lokal, Trump mengatakan mundur dari konfrontasi militer dengan Iran. Namun Trump mengaku akan menjatuhkan sanksi ekonomi baru kepada Iran.