Jumat, 10 Januari 2020 14:54

Ada Dugaan Informan Irak dan Suriah Ikut Bantu Amerika Serikat Bunuh Soleimani

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: Ebrahim N/AP
FOTO: Ebrahim N/AP

Jenderal Iran Qassem Soleimani tiba di bandara Damaskus mengendarai kendaraan dengan kaca berwarna gelap. Empat tentara dari Garda Revolusi Iran bersamanya. 

RAKYATKU.COM - Jenderal Iran Qassem Soleimani tiba di bandara Damaskus mengendarai kendaraan dengan kaca berwarna gelap. Empat tentara dari Garda Revolusi Iran bersamanya. 

Mereka parkir di dekat tangga yang mengarah ke Cham Wings Airbus A320, tujuannya adalah Baghdad, Irak. Baik Soleimani maupun para prajurit tidak terdaftar di manifesto penumpang. Hal itu diungkap seorang karyawan maskapai Cham Wings yang menggambarkan tempat keberangkatan mereka dari ibukota Suriah, dikutip dari Aljazeera, Jumat (10/1/2020).

Soleimani tak mau menggunakan pesawat pribadinya. Karena meningkatnya kekhawatiran tentang keamanannya sendiri.

Penerbangan penumpang itu ternyata akan menjadi yang terakhir bagi Soleimani. Roket yang ditembakkan dari pesawat tak berawak AS membunuhnya ketika ia meninggalkan bandara Baghdad dalam konvoi dua kendaraan lapis baja.

Selain dia, juga tewas Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Irak Angkatan Mobilisasi Populer 's (PMF), kelompok payung pemerintah Irak untuk milisi negara.

Investigasi Irak terhadap serangan yang menewaskan kedua pria itu pada 3 Januari dimulai beberapa menit setelah serangan AS, kata dua pejabat keamanan Irak kepada Reuters.

Agen Keamanan Nasional menutup bandara dan mencegah puluhan staf keamanan untuk pergi, termasuk polisi, petugas paspor dan agen intelijen.

Penyelidik telah berfokus pada bagaimana informan di dalam bandara Damaskus dan Baghdad berkolaborasi dengan militer AS. Untuk membantu melacak dan menentukan posisi Soleimani. Reuters mewawancarai dua pejabat keamanan dengan pengetahuan langsung tentang penyelidikan Irak, dua karyawan bandara Baghdad, dua pejabat polisi dan dua karyawan Cham Wings Airlines dari Suriah, sebuah maskapai penerbangan komersial swasta yang berkantor pusat di Damaskus.

Penyelidikan ini dipimpin oleh Falih al-Fayadh, yang bertindak sebagai Penasihat Keamanan Nasional Irak dan kepala PMF. PMF adalah badan yang berkoordinasi dengan milisi Syiah yang sebagian besar warga Irak.

Para penyelidik Badan Keamanan Nasional memiliki indikasi kuat bahwa jaringan mata-mata di dalam Bandara Baghdad terlibat dalam membocorkan rincian keamanan sensitif pada kedatangan Soleimani ke Amerika Serikat.

Para tersangka termasuk dua staf keamanan di bandara Baghdad. Juga dua karyawan Cham Wings, seorang mata-mata di bandara Damaskus dan satu lagi bekerja di pesawat.

Para penyelidik badan Keamanan Nasional yakin keempat tersangka yang belum ditangkap bekerja sebagai bagian dari kelompok yang lebih luas memberi informasi kepada militer AS. Dua karyawan Cham Wings sedang diselidiki oleh intelijen Suriah.

Direktorat Intelijen Umum Suriah tidak menanggapi permintaan komentar. Departemen Pertahanan AS juga menolak mengomentari apakah informan di Irak dan Suriah berperan dalam serangan itu.