RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Angin Monsun Asia sudah menuju Sulawesi Selatan. Pemerintah Kota Makassar sudah menyiapkan langkah mitigasi.
Banjir tak bisa dicegah. Sejumlah wilayah di Makassar berada di dataran rendah. Yang dilakukan pemerintah, mencegah agar tidak ada korban jiwa.
Pemerintah Kota Makassar telah membangun tiga posko penanganan darurat di wilayah yang rawan banjir. Ketiganya, yakni posko Manggala, Hertasning, dan Biringkanaya.
"Kita sudah petakan semua, bagaimana rencana untuk penanggulangannya," jelas Iqbal.
Pemerintah kota juga membentuk beberapa cluster di antaranya, cluster Damkar, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana, dan cluster Kesehatan. Juga menyiapkan 28 tempat pengungsian dengan kapasitas 100 hingga 1000 orang.
"Ada 23 kelurahan di lima kecamatan yang berpotensi banjir karena wilayahnya rendah. Namun, sampai hari ini kondisi di 23 kelurahan ini masih tergolong aman," ujar Iqbal, Rabu (8/1/2020).
Iqbal mengatakan, puncak hujan diperkirakan terjadi pada 10 hingga 11 Januari. Air laut diprediksi pasang naik sehingga meluap ke daratan. Inilah yang memicu banjir.
"Nah hal ini yang kita antisipasi," katanya.
"Masyarakat diharapan menyiapkan alat-alat yang terkait dengan keselamatan. Menjaga barang-barang berharga, terutama dokumen penting," tutup Iqbal.
Prakirawan BMKG Makassar, Asriani Idrus menjelaskan, Monsun Asia yang bergerak dari Samudera Hindia sudah melewati Jakarta. Sekarang sudah berjalan menuju Indonesia bagian tengah, melewati Sulawesi Selatan.
Potensi cuaca ekstrem diperkirakan mulai 9 sampai 12 Januari 2020. Monsun Asia ini mengakibatkan terjadinya hujan lebat dan angin kencang.
"Angin Monsun Asia ini akan terus bergerak ke bagian timur Indonesia," tambahnya.
Dia mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan. Mulai banjir, tanah longsor, jalan licin, serta ganguan penerbangan.
Gelombang laut saat ini berkisar antara 1,25 hingga hingga 2,5 meter di selat Makassar. Juga di perairan Spermonde Makassar, Parepare, Selayar, Teluk Bone bagian selatan, dan Laut Flores bagian barat.
"Untuk Laut Flores bagian utara dan timur, serta Takabonerate itu mencapai 2,5-4 meter. Jadi itu perlu diwaspadai nelayan terutama yang menggunakan kapal-kapal kecil," katanya.