Selasa, 07 Januari 2020 20:05

Peternak Lebah Hasilkan Hingga Rp6 Miliar Setahun Berkat Aplikasi Populer ini

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
AFP
AFP

"Apakah Anda mau sepotong?" kata peternak lebah, Ma Gongzuo ke kamera, sebelum menggigit madu berwarna kuning.

RAKYATKU.COM, CHINA - "Apakah Anda mau sepotong?" kata peternak lebah, Ma Gongzuo ke kamera, sebelum menggigit madu berwarna kuning.

Videonya kemudian dibagikan di Douyin, aplikasi TikTok versi China. Ma memiliki lebih 700.000 pengikut, dan rutin memasarkan hasil panennnya di situ.

Membuat video telah menjadi taktik penjualan yang populer bagi para petani China. Dan itu telah membantu mereka menemukan jalan keluar dari kemiskinan.

"Semua orang mengatakan saya tidak berguna ketika mereka melihat saya kembali (ke desa)," kata Ma, yang berusia 31 tahun. Dia mengatakan bahwa dia pulang kampung setelah usahanya menjalankan bisnis pakaian online gagal.

"Mereka memberi tahu kami bahwa kami hanya bisa keluar dari kemiskinan jika kami belajar dan mendapatkan pekerjaan di kota," tambahnya.

Tapi mereka terbukti salah. Hari ini, Ma sudah mengendarai mobil mewah dan memperoleh cukup uang untuk membeli properti.

Dia juga telah membantu orang tuanya serta sesama penduduk desa dalam membesarkan bisnis mereka.

Pada tahun 2015, Ma mulai menjalankan bisnis produksi madu keluarga di bukit-bukit hijau di provinsi Zhejiang. Berkat aplikasi e-commerce, ia berhasil menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 1 juta yuan (Rp2 miliar).

Namun penjualannya sempat menurun. Maka pada November 2018, dengan bantuan dari teman-temannya di desa, ia mulai memposting video tentang hidupnya di peternakan.

Video itu menunjukkan dia membuka sarang yang dikelilingi oleh segerombolan lebah, berenang dengan dada telanjang di sungai, memotong kayu, dan lainnya.

"Saya tidak pernah mengiklankan produk saya. Saya menunjukkan kehidupan sehari-hari saya, pemandangan pedesaan. Itulah yang menarik minat orang," kata Ma.

"Tentu saja orang curiga bahwa saya menjual madu. Tetapi mereka memutuskan untuk menghubungi saya untuk mengatakan mereka ingin membeli madu."

Ma mengatakan bahwa dia sekarang memperoleh 2 hingga 3 juta yuan (Rp4-6 miliar) setahun dari penjualan madu.

"Menggunakan Douyin, itulah titik baliknya," katanya.

"Hari ini saya dapat membelikan keluarga saya apa yang mereka butuhkan. Saya juga membantu penduduk desa lainnya untuk menjual produk mereka."