RAKYATKU.COM - Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menghadiri pemakaman Jenderal Qassem Soleimani di Teheran pada hari Senin.
"Kami telah tiba untuk turut berduka cita dengan Pemimpin Tertinggi Khamenei dan Republik Islam atas kematian Soleimani," katanya.
Haniyeh menambahkan bahwa "proyek perlawanan Palestina tidak akan melemah dan tidak akan hilang."
"Pembunuhan itu memberi kita lebih banyak kekuatan untuk membebaskan Yerusalem. Qassem Soleimani mengabdikan hidupnya untuk perlawanan, dan dia adalah syahid [martir] Yerusalem," katanya.
Namun kehadirannya di pemakaman itu membuat Mesir sangat marah. Seorang pejabat tinggi negara itu menyebut tindakan Haniyeh sebagai "serangan memalukan" untuk kehormatan Mesir.
Terlebih lagi, Haniyeh telah diberi tahu oleh Mesir dan Arab Saudi bahwa kedua negara keberatan dengan partisipasinya dalam upacara pemakaman.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa Haniyeh diizinkan meninggalkan Jalur Gaza melalui Mesir untuk kunjungan internasional, dan bahwa Haniyeh telah berjanji tidak akan melakukan perjalanan ke Teheran dan bertemu dengan pemimpin Iran.
Namun, Haniyeh gagal memenuhi komitmennya. Ia beralasan bahwa ia harus ke Iran karena pemakaman Soleimani adalah "acara khusus" yang menuntut kehadiran pemimpin politik Hamas.
"Haniyeh dan Hamas telah memilih untuk memihak Iran sementara secara terang-terangan mengabaikan pesan dari Kairo dan negara-negara Arab Sunni lainnya," kata pejabat Mesir.
"Qassem Soleimani bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan Muslim Sunni, termasuk banyak warga Palestina," tambahnya.