Selasa, 07 Januari 2020 10:09

"Membunuh Trump Belum Cukup Disebut Pembalasan," Komandan Militer Iran Punya Tujuan Lebih

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
"Membunuh Trump Belum Cukup Disebut Pembalasan," Komandan Militer Iran Punya Tujuan Lebih

Kepala Pasukan Pengawal Revolusi Aerospace Iran, Amir Ali Hajizadeh mengatakan bahwa membunuh Donald Trump belum cukup disebut balas dendam untuk kematian Qassem Soleimani.

RAKYATKU.COM - Kepala Pasukan Pengawal Revolusi Aerospace Iran, Amir Ali Hajizadeh mengatakan bahwa membunuh Donald Trump belum cukup disebut balas dendam untuk kematian Qassem Soleimani.

Tanpa spesifik, komandan Iran itu telah mengeluarkan berbagai ancaman sejak serangan Amerika Serikat di bandara Baghdad yang menewaskan jenderal Soleimani pada hari Jumat, dikutip dari Mirror Online, Rabu (7/1/2020).

"Bahkan membunuh Trump belum cukup disebut pembalasan. Dan satu-satunya hal yang dapat membayar darah martir Soleimani sepenuhnya mengusir Amerika dari wilayah tersebut."

Parlemen Irak mendukung rekomendasi pada hari Minggu oleh perdana menteri agar semua pasukan asing dikeluarkan dari Irak setelah kematian Soleimani menyatukan saingan pemimpin Syiah Irak. Bahkan mereka yang menentang pengaruh Iran.

"Trump akan melihat hasil dari petualangan ini di kawasan ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, mengutip suara Irak.

Teheran sering mengatakan akan memilih waktu dan tempat balas dendam dalam perselisihan masa lalu dengan Washington.

Pada pemakaman Soleimani hari ini, orang banyak meneriakkan "Kematian bagi Amerika". Salah satu poster yang dipegang oleh seorang pelayat berbunyi: "Adalah hak kami untuk membalas dendam yang keras," komentar yang bergema dari para pemimpin militer dan politik Iran.

Donald Trump mengatakan militer AS telah menyusun daftar 52 target, jumlah sandera Kedutaan Besar AS yang sama yang ditahan selama 444 hari setelah revolusi Iran, yang katanya akan dipukul jika aset Amerika atau AS diserang.