RAKYATKU.COM - Roger Bartlett tak bisa melupakan masa-masa perang Irak. Dia tidak hanya terluka. Satu matanya buta permanen akibat ledakan bom tentara Iran.
Tentara berpangkat sersan itu termasuk yang gembira dengan kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Dia menunjukkan gambar rekan-rekan militernya yang kehilangan nyawa di Timur Tengah.
"Semua orang ini... tewas di tangan Iran dalam rezim saat ini dan sebagian dari Pasukan Quds dan Soleimani, di tangannya," kata Bartlett sambil mengangkat foto rekan-rekannya.
"Jadi bagi kita, ini, itu pembalasan!" katanya.
"Tapi akhirnya kebijakanlah yang masuk akal dan melindungi Amerika Serikat dan warganya. Terutama militernya yang bertugas dalam konflik ini," tambah Bartlett.
Pentagon mengkonfirmasi Kamis malam bahwa Presiden Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Soleimani, kepala pasukan elite Pasukan Penjaga Revolusi Islam Quds, di Bandara Internasional Baghdad, Jumat pagi (3/1/2020).
"Saya katakan kita perlu mengirim pesan. Mereka telah mengirimi kami pesan selama bertahun-tahun bahwa mereka berperang dengan kami. Kami tidak melakukan apa-apa. Kami sudah mengirim uang. Itu tidak berhasil. Kami berusaha untuk beli moral yang tidak berhasil. Kami mengirim kebijakan, menjatuhkan sanksi, tidak pada level yang sekarang. Tapi tidak ada yang berhasil," kata Bartlett.
"Jadi, berapa kali kamu harus ... memasukkan jarimu ke soket lampu ini sebelum kamu sadar itu mengejutkanmu?" katanya lagi.
Bartlett menambahkan bahwa dia percaya "ada banyak orang Iran yang baik" yang akan mendapat manfaat dari perubahan rezim.
"Anda baru saja menyingkirkan rezim ini. Akan luar biasa jika kita bisa melakukan itu," kata Bartlett.
"Dan jika kita dapat mendukung orang-orang lokal yang bersedia hidup dalam masyarakat saat ini tanpa terorisme, itu hebat," tutup dia.