Jumat, 27 Desember 2019 20:27

Penyiram Novel Baswedan yang Ditangkap Ternyata Polisi Aktif, Mahfud MD: Bagus

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menko Polhukam, Mahfud MD
Menko Polhukam, Mahfud MD

Bagaimana cara polisi mengidentifikasi pelaku penyerangan Novel Baswedan? Ini membuat banyak orang penasaran. 

RAKYATKU.COM - Bagaimana cara polisi mengidentifikasi pelaku penyerangan Novel Baswedan? Ini membuat banyak orang penasaran. 

Menko Polhukam Mahfud MD mengaku sudah menerima informasi penangkapan itu. Namun, dia memilih tidak banyak bicara. Tidak diketahui alasannya.

"Saya sudah tahu. Ada dua orang," kata Mahfud kepada wartawan di gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).

Mahfud terkesan irit bicara. Tidak seperti biasanya. Dia menolak berkomentar lebih lanjut mengenai penangkapan yang prosesnya butuh waktu 2,5 tahun tersebut.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut hanya berujar singkat, "Bagus".

Sementara pengacara Novel Baswedan, Muhammad Isnur mengapresiasi polisi. Namun, dia meminta tidak berhenti sampai di situ. Motif dan otak pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK tersebut juga harus diungkap.

"Sejak awal Bang Novel sudah menduga ini melibatkan jenderal. Kita mendorong polisi mengungkap sampai otaknya. Tentu seorang anggota Polri aktif tidak mungkin bergerak sendiri," kata Isnur, Jumat (27/12/2019).

Dia khawatir penangkapan terhadap terduga pelaku berinisial RM dan RB hanya mengaburkan masalah.

"Maka penting diungkap motif tindakan seperti apa. Kedua, siapa otaknya. Kalau dia Polri aktif, kenapa sekian lama baru terungkap. Kenapa baru Pak Listyo Sigit baru diungkap. Kenapa harus menunggu sekian lama," ujar Isnur.

Kedua pelaku ditangkap Kamis malam (26/12/2019). Mereka masing-masing berinisial RM dan RB. 

Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, penangkapan dilakukan tim teknis bekerja sama Satkor Brimob. 

Sebelumnya, Novel disiram air keras pada 11 April 2017. Saat itu dia berjalan pulang ke rumahnya usai salat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

Akibat penyiraman udara keras ini, kedua mata Novel rusak parah. Dia pernah menjalani operasi mata di Singapura. Salah satu matanya kini buta permanen.

Polisi sempat membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengungkap pelakunya. Namun, hasilnya nihil.