RAKYATKU.COM - Sebuah serangan di Burkina Faso telah menewaskan 35 warga sipil. Hampir semuanya wanita. Serangan itu merupakan salah satu serangan paling mematikan yang menghantam negara Afrika Barat itu.
Tujuh tentara dan 80 pejuang bersenjata juga tewas dalam serangan ganda di satu pangkalan militer dan kota Arbinda di provinsi Soum, di utara negara itu, menurut militer.
Remis Dandjinou, menteri komunikasi dan juru bicara pemerintah mengatakan, 31 dari korban sipil adalah perempuan.
"Orang-orang, wanita, sebagian besar, mendapatkan air dan dibunuh dengan darah dingin oleh para teroris ketika mereka mundur. Kita harus menunjukkan belas kasihan kepada penduduk, itu sebabnya semua bendera akan berkibar setengah tiang selama dua hari dan semua perayaan Natal dibatalkan. "
Burkina Faso telah melihat serangan reguler. Akibatnya ratusan telah terbunuh sejak awal 2015 ketika kekerasan mulai menyebar di wilayah Sahel, dikutip dari Aljazeera, Kamis (26/12/2019).
Islam adalah agama dominan di Burkina Faso, sebuah negara berpenduduk sekitar 20 juta orang, tetapi ada minoritas Kristen yang cukup besar sekitar 20 persen.
Serangan pagi itu dilakukan oleh puluhan pejuang dengan sepeda motor dan berlangsung beberapa jam sebelum pasukan, didukung oleh angkatan udara, mengusir para penyerang kembali, kata militer.
Tidak ada kelompok yang secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kekerasan sebelumnya di Burkina Faso diduga dilakukan pejuang yang terkait dengan kelompok Al-Qaeda dan ISIL (ISIS).