Minggu, 22 Desember 2019 14:37

Dibikin Serius, Seniman Ini Sengaja Rancang Kamar hotel yang sulit Dihuni Tamu

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur kreatif Art B&B Michael Trainor di kamar Christopher Samuel. (Foto: BBC)
Direktur kreatif Art B&B Michael Trainor di kamar Christopher Samuel. (Foto: BBC)

Tempat tidurnya sulit dinaiki dan nyaris tidak terdapat ruang untuk bergerak. Pintu kamar mandi tidak bisa ditutup dan sulit meraih tisu toilet.

RAKYATKU.COM - Tempat tidurnya sulit dinaiki dan nyaris tidak terdapat ruang untuk bergerak. Pintu kamar mandi tidak bisa ditutup dan sulit meraih tisu toilet.

Ini kemungkinan mirip evaluasi TripAdvisor pada umumnya.

Namun, Anda yang tinggal di kamar tidur hotel ciptaan Christopher Samuel, jangan segera memberikan evaluasi. Dia sebenarnya merancangnya agar membuat Anda benar-benar terganggu, meskipun tetap dapat dihuni.

"Anda kemungkinan tidak akan menginap satu malam lagi," kata Michael Trainor, direktur kreatif the Art B&B, Blackpool, Inggris. "Saya pikir kekaguman dengan cepat menghilang."

Samuel adalah satu dari 19 seniman yang merancang kamar di B&B di pinggir pantai. Dan sulit untuk tidak terhibur melihat rancangan Samuel setiap kali Anda melihat hal yang aneh, seperti tempat sabun cair yang ditaruh terbalik sehingga sangat tidak ramah dipakai.

Tetapi baginya ini bukanlah sebuah lelucon.

Seniman menginginkan para pengunjung merasakan masalah akses yang dialami penyandang cacat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada 2017, Samuel yang menggunakan kursi roda terpaksa hidup di kamar hotel yang tidak bisa diakses karena merupakan akomodasi darurat selama tiga bulan.

"Saya dibuat tidak memiliki tempat tinggal oleh dua pemerintah setempat (council), yang memperdebatkan biaya pemeliharaan saya dan kebutuhan akan akses," dia menjelaskan.

"Saya tidak bisa bergerak dengan mudah di dalam kamar. Sangat sempit. Agar bisa memasuki pintu, saya harus ke sudut kecil, kemudian saya menutup pintu di belakang saya, saya berbalik keluar dan memutari tempat tidur."

"Saya tidak bisa duduk di meja. Saya harus tidur di kursi roda - saya tidak bisa menggunakan tempat tidur. Saya tidak bisa menutup pintu kamar mandi. Saya tidak bisa menggunakan toilet. Saya harus menggunakan ember."

Dia tidak mempermasalahkan apabila kamar yang secara sengaja dirancangnya untuk tidak bisa diakses itu, akan mengundang tawa. "Di permukaan ini cukup lucu dan teatrikal," katanya. "Tetapi ini kenyataan."

"Mengapa saya harus terganggu jika seseorang tidak mengalami apa yang telah saya alami? Yang penting adalah terjadinya pembicaraan dan pemikiran."

Di kamarnya - yang dinamakan Welcome Inn - tempat tidurnya dikelilingi pinggiran setinggi satu meter yang harus Anda loncati agar dapat naik dan turun. Pintu kamar tidur tidak bisa ditutup karena menabrak toilet, ini berarti tidak ada ruang pribadi.

Juga sulit untuk menonton TV, demikian juga dengan hal-hal dasar seperti lampu tempat tidur, lemari, dan meja.

"Siapa pun yang menggunakan kursi roda mengetahui begitu kita mengunjungi tempat dengan meja dan kursi, sering kali Anda tidak menghadapi masalah, apakah karena terlalu tinggi, ada bar di tengah meja sehingga Anda harus bergerak ke pinggir," kata Samuel.

Sebelum merancang kamar, Samuel membuat serangkaian karya seni Housing Crisis, berisi foto-foto dari 500 email antara dirinya, pemerintah setempat dan pengacara.

Salah satu contoh yang ditaruh di situsnya memperlihatkan email panjang di mana semua kata-kata dikosongkan kecuali kata "katakan dengan halus" dan "kehormatan".

Selain membuat orang tidak cacat merasakan ketidaknyamanan hidup, seniman juga menginginkan kamarnya memberikan hal yang lebih penting lagi.

"Karya ini adalah mengenai masalah yang lebih luas terkait dengan penghematan dan kenyataan adanya masalah perumahan, karena pemotongan yang dilakukan pemerintahan setempat," katanya. "Orang yang menderita adalah yang paling peka - orang cacat, manula yang dibuang masyarakat."

Kamar hotel yang dipesan Unlimited, organisasi seni yang mendukung karya seni artis cacat dan Art B&B telah dibuka sebagai alternatif dari B&B pada umumnya di pantai Blackpool.

Kamar-kamarnya menggunakan instalasi lampu di langit-langit, slogan neon dan suara meditatif, disamping lukisan arsitektur kota yang bersejarah tersebut.

Ide B&B berasal dari Leftcoast, sebuah organisasi yang menggunakan seni untuk memperbaiki kehidupan di Blackpool. Mereka ingin menemukan cara agar seni dapat membiayai diri sendiri. Karena pariwisata adalah sebuah bisnis besar, mereka memunculkan ide menggabungkan galeri dengan hotel.

Tempat ini mengadakan acara dan wisata untuk penduduk setempat, dan berusaha menarik perhatian "wisatawan budaya" yang kemungkinan tidak tertarik dengan akomodasi konvensional, kata Trainor.

"Akomodasi B&B tradisional bukan lagi yang orang inginkan. Atau itu bukanlah sesuatu yang biasa ditemui orang-orang yang keliling dunia dan ingin berlibur dari kota."

Sumber: BBC Indonesia