Sabtu, 21 Desember 2019 16:28

Menko PMK Sebut Konyol Menikah Sesama Orang Miskin, Alasannya Bisa Bikin Musyrik

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Kemiskinan itu kadang-kadang given. Pemberian. Tidak boleh kah menikah? Pemerintah berusaha mencegahnya. Katanya, menambah jumlah keluarga miskin di Indonesia.

RAKYATKU.COM - Kemiskinan itu kadang-kadang given. Pemberian. Tidak boleh kah menikah? Pemerintah berusaha mencegahnya. Katanya, menambah jumlah keluarga miskin di Indonesia.

Larangan itu diungkap Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Larangan itu dia sampaikan saat berbicara tentang bimbingan pranikah.

Program ini salah satu tujuannya, mencegah lahirnya keluarga miskin baru. Kalau pria miskin menikah dengan perempuan yang sesama kurang mampu, maka mereka akan melahirkan keluarga miskin.

Muhadjir lalu menyebut data rumah tangga miskin di Indonesia saat ini. Sudah mencapai 57 juta lebih. Sebanyak 94,4 persen masuk kategori rumah tangga sangat miskin.

"Kalau dinaikkan lagi yang hampir miskin menjadi 16,82 persen. Peluang melahirkan keluarga miskin baru ini besar," ucap Muhadjir pada peringatan Hari Ibu di Gedung Pascasarjana Universitas Pasundan, Bandung, Sabtu (21/12/2019).

Selama ini, kata mantan Mendikbud itu, kebanyakan masyarakat memilih calon pasangan yang sepadan. Yang miskin menikah dengan sesamanya. Begitu pula yang kaya menikah dengan sesama berduit.

"Konyolnya ini kalau yang miskin cari jodoh, yang miskin juga kemudian menciptakan keluarga miskin baru," kata dia. 

"Jarang orang kaya cari menantu dari orang miskin atau yang miskin cari yang kaya, tidak mungkin. Karena itu ya sudah cari yang miskin sehingga melahirkan keluarga miskin. Ini harus dipotong, kalau tidak dipotong akan menggila ini jumlahnya keluarga miskin," lanjut Muhadjir.

Ke depan, kata Muhadjir, setiap warga akan menikah, harus ada semacam pelacakan, analisis seperti apa calon rumah tangganya. Kementerian terkait akan turun tangan.

Kebijakan itu, lanjut dia, bukan untuk mempersulit orang menikah. Justru memperlancar. "Paling tidak memastikan mereka tidak akan salah dalam membangun keluarga itu," tutup Muhadjir.

Niat pemerintah ini mungkin baik, namun harus dibarengi penjelasan yang lebih baik. Terutama dari segi agama. Salah-salah, warga bisa digiring menjadi musyrik. Tidak mempercayai Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Rezeki.

Dalam Alquran surat An Nur, Allah subhanahu wata'ala sangat jelas menyebutkan bahwa orang miskin tidak perlu takut menikah.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nur: 32)