RAKYATKU.COM - Adian Napitupulu bangun saat pramugari menaruh makanan di depannya. Dia lalu ikut menikmatinya. Bukan di meja, makanan itu ditaruh di atas pahanya.
Dalam penerbangan ke Palangka Raya itu, tiba-tiba Adian merasa ada yang aneh. Dia tiba-tiba sesak napas. Politikus PDIP Perjuangan itu menghentikan makannya.
Adian meminta bantuan pramugari. Dia mengeluhkan sesak napas. Namun, responsnya lama. Adian memilih bangkit dari kursinya. Menghampiri rekannya, Rudianto Tjen yang duduk di kelas bisnis.
Adian buka baju. Harapannya, bisa melonggarkan napas. "Bang gue sesak napas," ujar keluh Adian seperti dituturkan Musyafaur Rahman, staf pribadi Adian Napitupulu. Dia ikut dalam penerbangan itu.
Rudianto Tjen langsung panggil kru. Kepala pramugari. Dia bilang Adian butuh oksigen. Saat oksigen sudah tersedia, masalah belum selesai. Siapa yang akan memasangkannya?
"Penumpang yang terhormat, apakah ada dokter di sini?" pramugari memberi pengumuman.
Seorang perempuan maju ke depan. Belakangan diketahui namanya, dr Tiara. Dia langsung memasangkan oksigen kepada Adian. Adian kemudian diinfus hingga pesawat mendarat.
Saat ditemui di Rumah Sakit Siloam, Jakarta Barat, Jumat (20/12/2019), Musyafaur Rahman mengatakan, sejak saat itu, mata Adian tak dibiarkan terpejam. Setiap akan terpejam, dia ditampar.
"Kalau dibuka berkunang-kunang katanya. Merem dalam keadaan coba atur napasnya. Nah, di situ setiap kali dia merem ditampar, setiap kali merem ditampar," cerita Musyafaur.
Ternyata saat ditampar itu, Adian merasakannya. Namun, dia tidak berdaya. Hanya pasrah. Walau, dia merasa tamparan itu terlalu keras.
Laju pesawat sempat dipercepat. Pramugari mengumumkannya bahwa pesawat dipercepat mendarat. Para penumpang maklum karena kondisinya darurat.