Kamis, 19 Desember 2019 20:16

Tak Main-Main, Mentan Syahrul Buka Akses Ekspor Pertanian ke-17 Negara Sahabat

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  pada acara Breakfast Meeting, bersama kepala perwakilan negara-negara  sahabat, di hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakrta, Kamis (19/12/2019).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  pada acara Breakfast Meeting, bersama kepala perwakilan negara-negara  sahabat, di hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakrta, Kamis (19/12/2019).

Kolaborasi Indonesia dan negara-negara mitra, dalam persoalan pertanian dan pangan, akan terus ditingkatkan. Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  pada acara Breakfast Meeting, b

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), tak ingin 'main-main'. Mantan gubernur Sulsel dua periode ini, 'berlari' cepat membenahi kementerian pertanian yang dinakhodainya. Setelah 'berkeliling' di sejumlah provinsi di Indonesia, kini sasaran SYL adalah sejumlah negara.

Kolaborasi Indonesia dan negara-negara mitra, dalam persoalan pertanian dan pangan, akan terus ditingkatkan. Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  pada acara Breakfast Meeting, bersama kepala perwakilan negara-negara  sahabat, di hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakrta, Kamis (19/12/2019).

Mentan Syahrul mengatakan, soal pangan, adalah isu bersama. Dan Indonesia memiliki komitmen, untuk meningkatan produksi, serta pemenuhan kebutuhan pangan. Baik untuk konsumsi dalam negeri, maupun ekspor.

"Indonesia telah mencapai surplus produksi beras, yang menjadi sumber pangan pokok di berbagai negara. Insyaallah, bulan Maret tahun depan panen raya. Kami siap mengirim beras terbaik kami ke negara ambassador semua," kata Syahrul.

Di hadapan perwakilan negara- negara sahabat, Mentan Syahrul menjelaskan, tujuan utama dari pertemuan ini, untuk membangun sinergi Indonesia, dengan seluruh negara sahabat. Yang memiliki potensi kerja sama yang kuat. 

"Fokus utama pemikiran dan kebijakan Indonesia, dalam mencapai sasaran pembangunan ketahanan pangan, adalah peningkatan produksi. Karena itu, kami mengharapkan dukungan melalui para Duta Besar, terkait rencana kami untuk ekspor produk pertanian kami," ungkap Syahrul.

Mentan Syahrul, juga meyakinkan kepada peserta yang hadir, ke depan, Indonesi akan terus meningkatkan aspek nilai tambah. Baik dari segi kualitas, maupun diversifikasi produk turunan.

"Kami menginginkan selalu ada peningkatan dalam segala hal. Mutu, kualitas, jumlah termasuk pelakunya sendiri. Jadi, para UMKM yang bergerak di dunia pertanian, juga harus naik kelas. Menjadi pengusaha kelas dunia," ujar Syahrul.

Dubes Brunei Darussalam, Dato Yussof dan Dubes Ethopia, Admasu Tsegaye, dalam sessi dialog, menyatakan rasa terima kasih dan apresiasi, atas kerja sama yang selama ini terjalin. Mereka berharap, kerja sama bisa diperluas dalam bidang riset dan penelitian bersama dalam bidang pertanian.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Agung Hendriadi, di tempat yang sama menjelaskan, tindak lanjut acara ini adalah penandatanganan Letter of Intent antara Kementan yang diwakili oleh Kepala BKP dengan Duta Besar negara mitra

"Komitmen ini akan dibahas secara teknis dalam technical meeting dengan pejabat senior masing-masing kedutaan. Indonesia akan dipimpin oleh Kepala BKP bersama Dirjen Tanaman Pangan dan Dirut Perum Bulog," kata Agung.

Setidaknya, 17 negara sahabat hadir. Selain Brunei Darussalam, Ethiopia, hadir juga perwakilan negara dari Bangladesh, Singapura, Saudi Arabia, Selandia Baru, Sudan, Malaysia, Timor Leste, Filipina, Syiria, China, Papua New Gini, Srilanka, Turki,  Filipina dan Kazhakstan.