Rabu, 18 Desember 2019 16:07

Basmin Mattayang Antar Proposal Pemekaran Luteng ke Gubernur Sulsel

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Basmin Mattayang Antar Proposal Pemekaran Luteng ke Gubernur Sulsel

Bupati dan Wakil Bupati Luwu, Basmin Mattayang dan Syukur Bijak, menyambangi rumah jabatan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Rabu (18/12/2019).

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Bupati dan Wakil Bupati Luwu, Basmin Mattayang dan Syukur Bijak, menyambangi rumah jabatan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Rabu (18/12/2019).

Basmin dan Syukur Bijak, datang membawa bundel dokumen. Beberapa jajaran pejabat Luwu, ikut mendampingi.

Mereka membawa proposal permohonan pemekaran Luwu Tengah (Luteng). Proposal itu, diterima langsung Nurdin Abdullah.

"Dokumen pembentukan daerah otonomi baru, itu sudah lengkap. Sampai kepada rekomendasi DPD RI," kata Basmin Mattayang.

Dokumen-dokumen itu, semua sudah disetor Basmin dan Syukur Bijak. Tinggal Nurdin Abdullah, yang mengantarnya ketemu Presiden Jokowi.

"Insyaallah, Pak Gubernur telah memfokuskan perhatiannya, terhadap permintaan masyarakat Luwu, untuk daerah khusus," tambahnya.

Memang kata Basmin, soal pemekaran daerah ini, masih teradang oleh moratorium. Akan tetapi, pihaknya berkeyakinan, soal pemekaran daerah Luwu Tengah ini, akan mendapat diskresi dari Jokowi.

"Usulannya sudah sangat memenuhi syarat. Kita teradang dengan moratorium. Tetapi oleh Pak Gubernur, akan meminta perhatian khusus oleh Bapak Presiden. Ini sudah dibicarakan," jelasnya.

Sebelumnya, soal rencana pemekaran Luwu Tengah ini, juga sudah dibicarakan Nurdin dengan Wakil Pimpinan MPR RI, Syarief Hasan, kemarin.

"Saya bilang, Luwu Tengah harus kita mekarkan," kata Nurdin.

Dia menjelaskan, ada banyak dampak positif, yang bisa didapat, dengan dimekarkannya daerah Luwu Tengah itu.

"Salah satunya, karena memang pelayanan masyarakat sangat terganggu, kalau itu tidak dimekarkan," tambah eks Bupati Bantaeng ini.

Respon Syarief Hasan, kata Nurdin, cukup positif. Hal ini kata dia, akan segera ditindaklanjuti.

"Makanya dicoba mencari celah, dimana bisa masuk. Karena sekarang ini masih moratorium. Tapi itu diskresi," pungkasnya.