Senin, 16 Desember 2019 15:43

Analisis Pertarungan 'Poros Haji Bau' dan 'Batu Putih' di Pilkada Makassar 2020

Mulyadi Abdillah
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Pilkada Makassar 2020, diprediksi menyajikan adu strategi dari empat poros. Bisa saling berlawanan, bisa juga menyatu.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pilkada Makassar 2020, diprediksi menyajikan adu strategi dari empat poros. Bisa saling berlawanan, bisa juga menyatu.

Pertama, Batu Putih dengan kendali di bawah Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Dua nama yang disiapkan adalah A Rachmatika Dewi (Cicu) atau Syamsu Rizal (Deng Ical).

Kedua, poros Chairil Anwar dengan kendali Aksa Mahmud. Cuma satu nama yang disokong. Munafri Arifuddin alias Appi, menantu Aksa. 

Selanjutnya, gerbong Haji Bau dengan kendali Syahrul Yasin Limpo (SYL). Ada tiga nama yang mencuat. Irman Yasin Limpo (None), Haris Yasin Limpo (HYL) dan Indira Chunda Thita SYL.

Terakhir adalah poros Amirullah, yang tak lain dikendalikan sendiri Danny Pomanto. Bagaimana prediksi pertarungannya?

Direktur Nurani Strategic, Dr Nurmal Idrus menyebut, saat ini kandidat bakal calon wali kota, kian mengerucut keempat gerbong itu. Menurutnya, kecenderungan dalam konstestasi pilkada memang selalu melahirkan seleksi alam. 

"Para figur perlahan terseleksi. Seiring dengan semakin dekatnya masa pendaftaran di KPU. Dan makin mengerucutnya pilihan parpol, untuk kandidat jagoannya," kata Nurmal saat dikonfirmasi Rakyatku.com, Senin (16/12/2019).

Menurut Nurmal, figur yang tidak punya kekuatan jaringan parpol di pusat, dan juga modal finansial yang besar, mulai berhitung. Hal itu membuat mereka akan mundur secara perlahan. 

Belum lagi, pilihan maju melalui jalur perseorangan, juga tidak mudah. Karena syarat yang makin ketat.

"Fenomena itu sudah mulai muncul di Pilwali Makassar. Calon-calon yang bertahan, baik itu kegiatan sosialisasi di tingkat pemilih, maupun manuver mereka di parpol, tinggal dihitung dengan jari," jelas eks Ketua KPU Makassar ini.

Berbeda beberapa bulan lalu. Ada begitu banyak figur yang menampilkan diri di publik. Nah makanya, Nurmal membacanya, pusat kekuatan calon, masih akan berputar pada empat poros yang ada. Dan menguasai jaringan pemilih di Makassar. 

"Kecenderungan terakhir, saya melihat Poros Amirullah dan Poros Chairil Anwar dimungkinkan akan bertarung," ujar Nurmal.

Artinya, Danny Pomanto dan Munafri Arifuddin (Appi) yang mewakili kedua poros tersebut. Kedua poros ini, dipastikan sudah bisa menggenggam tiket ke medan tempur. Karena peluang mendapatkan parpol lebih terbuka.

"Danny Pomanto punya kedekatan dengan beberapa parpol. Terutama PDIP dan Nasdem. Serta Gerindra. Modal Danny di Parpol itu, paling besar. Yaitu terus memimpin keterpilihan di Pilwali Makassar hingga hari ini," urai Nurmal.

Jadi, tidak sulit bagi Danny untuk meyakinkan parpol. Ini kelebihan yang dipunyai Danny sekarang.

"Sementara Appi, punya senjata. Yaitu kedekatan Pak Aksa Mahmud dengan beberapa petinggi parpol berbasis Islam. Seperti PKB, PPP, PKS dan PAN," katanya.

Yang menarik, ke mana arah Poros Haji Bau dan Batu Putih?

Nurmal memandang, kedua poros ini, akan banyak menentukan siapa yang akan menjadi pemenang, jika bergabung ke salah satu poros. Apakah ke Amirullah, atau ke Chairil Anwar. 

Namun, bisa jadi kedua poros ini akan menjadi kuda hitam. Yang sangat mengancam. Jika poros Batu Putih dan Haji Bau bergabung. Ini bisa menjadi perpaduan yang sangat kuat. 

"Karena kedua poros ini, secara jaringan mengontrol banyak kantong - kantong suara di Makassar," tutur Nurmal.

Gabungan Poros Batu Putih dan Haji Bau diakui Nurmal sangat mengancam bagi poros lain. Itu karena kedua poros ini, masih mengendalikan banyak jaringan pemilih di bawah. 

"Kedua poros ini punya pengalaman tempur di Makassar. Dan bahkan di Sulsel. Poros Batu Putih, bahkan sukses mengantar Danny-Syamsu Rizal, 5 tahun lalu ke posisi walikota Makassar," jelasnya.

Sementara poros Haji Bau, punya kendali besar di Makassar. Jaringan politik mereka, membuat klan Yasin Limpo, selalu dapat dukungan besar di Makassar dalam kontestasi apapun. 

"Mereka mampu membuat Irman Yasin Limpo menjadi pemenang kedua, di Pilwali Makassar 2013. Dan menahan keunggulan telak Ilham AS di Pilgub Sulsel 2013, dengan memberikan suara besar ke Syahrul Yasin Limpo," demikian Nurmal.