Jumat, 13 Desember 2019 17:39

Hartanya Rp67 Triliun, Ini Sosok Tahir Orang Terkaya Ke-7 RI yang Jadi Pembisik Jokowi

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dato Sri Tahir (kiri) saat menerima penghargaan Mahaputra dari Presiden RI, Joko Widodo.
Dato Sri Tahir (kiri) saat menerima penghargaan Mahaputra dari Presiden RI, Joko Widodo.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mendapat gaji sekitar Rp60 juta per bulan. Mungkinkah Tahir akan menerima upah tersebut?

RAKYATKU.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mendapat gaji sekitar Rp60 juta per bulan. Mungkinkah Tahir akan menerima upah tersebut?

Tahir ikut masuk dalam Wantimpres yang dipimpin Wiranto. Wantimpres terdiri atas sembilan orang. Mereka dilantik Presiden Joko Widodo, Jumat siang (13/12/2019).

Baru-baru ini, Majalah Forbes kembali mengumumkan daftar 50 orang terkaya Indonesia. Tahir ditempatkan di posisi ketujuh. Harta kekayaannya disebut mencapai US$ 4,8 miliar atau sekitarRp67,164 triliun.

Dato Sri Tahir, nama lengkapnya. Dia sudah menjadi langganan daftar orang terkaya di Tanah Air versi Majalah Forbes dalam beberapa tahun belakangan.

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, peringkat Tahir turun, namun pundi-pundi kekayaannya meningkat dari sebelumnya US$4,5 miliar. Bahkan, Tahir kerap mengungguli mertuanya, salah satu taipan nasional, Mochtar Riady yang kekayaannya cuma US$2,3 miliar pada 2018.

Tahir merintis berbagai usaha di bawah bendera Mayapada Group. Ayahnya dulu hanya seorang juragan becak. Ibunya menjaga toko sederhana. 

Namun ia beruntung, usaha kedua orang tuanya masih bisa menyekolahkannya ke Taiwan, meski tak sampai lulus.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Tahir bercerita, awalnya dia coba-coba berdagang ke Singapura hingga diterima di kampus terbaik di Singapura, Nanyang Technological University.

Dia juga menikah dengan Rosa Riady, putri Mochtar Riady. Setelah lulus, ia memulai gurita bisnisnya dengan membangun perusahaan leasing bernama Mayapada. Kemudian, turut membangun beberapa unit usaha lain di dalam negeri.

Mulai dari perbankan, media cetak, elektronik dan berbayar, properti, rumah sakit, hingga rantai toko bebas pajak (Duty Free Shopping/DFS). 

Berbagai unit usaha itu mampu dipertahankannya meski sempat terpapar badai krisis ekonomi pada 1998. Bahkan, setelah itu, Tahir bisa memperluas cabang unit usahanya ke Bali dan Singapura.

Kendati begitu, kekayaan yang dikumpulkannya tak melulu hanya dinikmati sendiri. Sebab, Tahir juga dikenal sebagai seorang filantropis.

Ia dikenal sangat peduli dengan bidang sosial untuk membantu masyarakat. Jiwa sosialnya ia tunjukkan dengan menggelar operasi jantung di RS Mayapada pada beberapa tahun lalu.

Tahir juga pernah tercatat memberi sumbangan ke The Global Fund dengan nilai mencapai US$75 juta. Sumbangan itu diberikan untuk melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.

Tak hanya itu, ia juga bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation sebagai salah satu penyumbang yayasan sosial milik miliarder terkaya di dunia, Bill Gates.