Selasa, 03 Desember 2019 22:02

Hari Disabilitas Internasional, Difabel dan Legislator Bulukumba Aksi Bagi Bunga

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Aksi damai bagi bunga dan lembaran visi misi di Persimpangan Teko, Kota Bulukumba, Selasa (3/12/2019).
Aksi damai bagi bunga dan lembaran visi misi di Persimpangan Teko, Kota Bulukumba, Selasa (3/12/2019).

Memperingati Hari Disabilitas Internasional, Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bulukumba memadati persimpangan jalan di Teko

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Memperingati Hari Disabilitas Internasional, Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bulukumba memadati persimpangan jalan di Teko, Kota Bulukumba, Selasa (3/12/2019).

Demonstrasi damai sembari bagi bunga dan selembaran kertas dilakukan sebagai bentuk perjuangan mereka memeroleh hak dasarnya sebagai warga negara.

"Hari ini, kita turun menyampaikan ke masyarakat Bulukumba, bahwa kita kaum disabilitas memiliki hak yang sama dengan warga umumnya. Kami memiliki hak pendidikan dan profesi. Kita ingin pemerintah tahu hal itu," ujar Ketua PPDI, Suherman.

Dia bahkan menekankan kepada masyarakat, untuk membuka mata, terkhusus bagi mereka yang memiliki kerabat penyandang disabilitas untuk tidak lagi mengurungnya di dalam rumah. Sebab saat ini, pemerintah, khususnya di Bulukumba telah mengesahkan peraturan daerah tentang disabilitas.

Para penyandang disabilitasm kata Suherman, juga berhak mendapat pendidikan dan juga pekerjaan yang layak. Olehnya, dia meminta pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap pendidikan bagi para kaum disabilitas.

Tak hanya kaum difabel, pembina PPDI Bulukumba, Andi Soraya Widyasari rela berpanasan demi sama-sama berjuang untuk hak disabilitas di Bulukumba.

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bulukumba itu, mengaku siap untuk memperjuangkan hak para penyandang disabilitas di kursi parlemen, sebagaimana tupoksinya sebagai anggota DPRD.

"Seperti yang disampaikan oleh Ketua PPDI Bulukumba, bahwa teman-teman kita difabel juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat umumnya. Itulah mengapa saya selaku pembina PPDI, juga ingin menyuarakan kepada masyarakat, jika mereka sama dengan kita. Mereka berhak memiliki pekerjaan, berhak sekolah, dan berhak berwirausaha. Kita ingin publik tahu, jika teman difabel mampu kreatif dan berkreasi," ujar wanita berkacamata itu.

Andi Soraya cukup dekat dengan para difabel. Bahkan di acara-acara tertentu, kerap melibatkan difabel Bulukumba untuk bergabung.

Perlu diketahui, di Butta Panrita Lopi, terdeteksi 1.223 difabel. Itu diketahui berdasarkan pendataan yang bekerja sama dengan Disdukcapil Bulukumba.

Baru-baru ini, PPDI Bulukumba bekerja sama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sulsel untuk mendorong program pendataan disabilitas secara rinci. Dimulai di dua desa yaitu Bontomangngiring, Kecamatan Bulukumpa dan Desa Lamanda, Kecamatan Bontotiro.

Pendataan ini menjadi dasar untuk melakukan advokasi disabilitas agar memeroleh haknya sebagai warga negara Indonesia.

Penulis : Rahmatullah
Foto : Aksi damai bagi bunga dan lembaran visi misi di Persimpangan Teko, Kota Bulukumba.