RAKYATKU.COM, MEDAN – Jumat malam, 29 November 2019. Jarum jam menunjuk pukul 21.30 WIB. Firman keluar dari rumah di Jalan M Yakub, Pasar Belakang, Gang Tinik, Kelurahan Sei Kera Hilir II, Medan Perjuangan.
Dia tampak tergesa-gesa. "Sudah kubunuh si Ahmad itu," ujarnya di depan kerabatnya yang sedang kumpul.
Ana, istri Ahmad masuk ke dalam rumah. Dia melihat suaminya terkapar. Darah bersimbah di bawahnya. Sempat dibawa ke rumah sakit. Sayang, nyawa Ahmad, tidak tertolong.
Ahmad Daraby Chan (46) adalah paman Firman. Adik dari ibu Firman, Erlina.
Malam nahas itu, Ahmad dan istrinya, Ana baru saja pulang dari tahlilan keponakannya. Tiba-tiba dia mendapat telepon. Firman mengamuk. Dia memaki ibunya. Ahmad diminta datang menasihatinya.
Ahmad datang. Erlina mengadu. "Itu Firman mengamuk. Minta uang. Nasihatilah ponakan kau itu," ujar Erlina.
Ahmad masuk ke dalam rumah. Sedang Ana menangkan iparnya, Erlina.
Di dalam rumah, Firman sendirian. Duduk di sofa. Ahmad lalu menasihatinya. Firman tak terima. Keduanya cekcok. Firman lalu menancapkan pisau dapur ke dada pamannya. Lalu lari keluar rumah.
Ahmad sempat dilarikan ke Klinik Wahyu Jalan Serdang. Pihak klinik kemudian merujuk ke RS Pirngadi Medan. “Ahmad meninggal dunia dan polisi yang mengetahui hal itu langsung membawa jenazah Ahmad ke RS Bhayangkara Medan,” sebut Hamidah, kakak kandung Ahmad di lokasi.
Hamidah bilang, selama ini Firman seringkali memaki-maki ibu kandungnya. Itu jika tak diberi uang. “Kalau tidak dikasih uang beli rokok aja, si Firman itu maki-maki ibunya. Warga di sini memang sudah resah dengan tingkahnya,” beber Hamidah.
Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin maupun Kanit Reskrim, Iptu Prasetiyo, belum memberi penjelasan rinci.
Sementara Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Eko Hartonto meminta awak media bersabar. “Sabar ya, biar kita tangkap pelakunya dulu,” ujarnya.