Kamis, 28 November 2019 16:55

Mendikbud Wacanakan Hapus Ujian Nasional, Gowa Sudah Lakukan Sejak 8 Tahun Lalu

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ichsan Yasin Limpo semasa hidup.
Ichsan Yasin Limpo semasa hidup.

Ujian nasional kembali diwacanakan untuk dihapus. Kabupaten Gowa sudah melakukannya sejak delapan tahun lalu.

RAKYATKU.COM - Ujian nasional kembali diwacanakan untuk dihapus. Kabupaten Gowa sudah melakukannya sejak delapan tahun lalu.

Wacana itu pertama kali diungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Dua pekan setelah menjabat. Mantan bos Gojek itu berencana mengevaluasi ujian nasional. 

"Fungsi dan penyelenggaraan ujian nasional dan zonasi sedang kami kaji," kata Nadiem kala itu.

Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia, Satriwan Salim, mengatakan ujian nasional tidak menjadi standar kelulusan yang adil bagi semua murid. 

Sebab, kata dia, siswa yang berada di daerah pelosok tidak memiliki fasilitas belajar-mengajar yang memadai, selayaknya sarana pendidikan di perkotaan.

Pakar pendidikan dari Center of Education Regulation and Development Analysis, Indra Charismiadji, berpendapat, hingga saat ini, ujian nasional gagal menjadi tolok ukur untuk melihat kualitas murid. 

Ujian Nasional untuk 2020 tetap dilaksanakan, namun setelah itu akan berubah. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan, Ade Erlangga Masdiana, mengatakan Ujian Nasional 2021 akan berbeda dengan saat ini. Tapi ia masih merahasiakan perbedaan tersebut. 

"Negara-negara lain juga sudah menghapus standardisasi tes model ujian nasional. Ini era portofolio," ujarnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

KABUPATEN GOWA pelopor penghapusan Ujian Nasional sejak tahun 2011 bukan menjadi penentu kelulusan melalui program SKTB! • Masih segar dlm ingatan Sy pada waktu itu dasar pertimbangan Alm Ayahanda Dr. Ichsan Yasin Limpo "TIDAK SETUJU" dgn Ujian Nasional karena: 1. Empat mata pelajaran (MP) yang di Ujian Nasionalkan, bukanlah merupakan representasi dari semua Mata Pelajaran yg di pelajari anak selama 6 tahun di SD, 3 thn di SMP dan SMA. 2. Instrumen yang digunakan dlm melaksanakan Ujian Nasional hanya tes tertulis, padahal tdk semua Mata Pelajaran dpt diukur dgn tes tertulis, ada Mata Pelajaran yang hanya bisa diukur melalui tes unjuk kerja atau tes lisan. 3. Menjadi momok yang menakutkan bagi siswa, sehingga para siswa dipaksa tidak jujur dgn mencari kisi-kisi, bahkan tdk jarang kita dapatkan di duga ada oknum guru yang ikut membantu siswa memberikan jawaban. Terima kasih Papa engkau selalu menjadi inspirasi, meskipun dulu banyak yg meragukan inovasimu ?????

A post shared by Adnan Purichta Ichsan (@adnanpurichtaichsan) on

Gowa Jadi Pionir

Apa yang diwacanakan pemerintah pusat saat ini, sudah lebih dahulu dilakukan Pemkab Gowa. Sejak 2011, tepatnya. Saat itu, bupati Gowa masih dijabat Ichsan Yasin Limpo.

Sejak itu, ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan melalui program Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB).

"Masih segar dalam ingatan saya pada waktu itu dasar pertimbangan almarhum ayahanda Dr Ichsan Yasin Limpo "TIDAK SETUJU" dengan ujian nasional," tulis Adnan di akun Instagram pribadinya, Kamis sore (28/11/2019). 

Setidaknya ada tiga pertimbangan Ichsan menghapus ujian nasional kala itu.

Pertama, empat mata pelajaran yang di-ujiannasional-kan, bukan representasi dari semua mata pelajaran selama enam tahun di SD, tiga tahun di SMP dan SMA.

Kedua, instrumen yang digunakan dalam melaksanakan ujian nasional hanya tes tertulis. Padahal, tidak semua mata pelajaran dapat diukur dengan tes tertulis. Ada mata pelajaran yang hanya bisa diukur melalui tes unjuk kerja atau tes lisan.

Ketiga, ujian nasional terbukti menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Banyak siswa terpaksa tidak jujur dengan mencari kisi-kisi. Tidak jarang ada oknum guru yang ikut membantu siswa memberikan jawaban.

"Terima kasih Papa, engkau selalu menjadi inspirasi, meskipun dulu banyak yang meragukan inovasimu," tutup Adnan yang juga putra Ichsan Yasin Limpo.