Senin, 25 November 2019 07:30

Dahnil Luruskan Pidato Komunis yang Dibacakan Tanpa Persetujuan Prabowo

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prabowo Subianto. Ist
Prabowo Subianto. Ist

Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Tri Legionosuko membacakan pidato atas nama Menhan Prabowo Subianto

RAKYATKU.COM - Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Tri Legionosuko membacakan pidato atas nama Menhan Prabowo Subianto dalam acara bedah buku soal PKI. 

Namun, Prabowo disebut tidak tahu terkait pidato tersebut. Hal itu disampaikan Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik, Sosial-Ekonomi, dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, 

"Terkait dengan pidato yang disampaikan Rektor Unhan, Pak Prabowo, tidak tahu-menahu terkait dengan isi pidato tersebut, Pak Menteri Pertahanan tidak dikonfirmasi terkait isi pidato tersebut," Dahnil.

Menurut Dahnil, Prabowo memiliki sikap akan melawan ideologi dan pihak manapun yang mengancam Pancasila. Prabowo juga meminta pihak sekolah untuk mengajarkan Pancasila secara intensif.

Selain itu, Dahnil mengatakan Prabowo ingin mereduksi dendam sejarah. Sebab Indonesia harus bergerak demi kemajuan.

"Ideologi apa pun yang mengancam Pancasila harus dilawan, dan siapa pun yang mengancam ideologi Pancasila adalah ancaman serius bagi negara," kata dia.

"Dan, Pak Prabowo mendorong sekolah-sekolah terus diajarkan dengan intensif ideologi bangsa kita yakni Pancasila. Dan semaksimal mungkin untuk mereduksir dendam sejarah, kita harus bergerak maju memikirkan kemajuan bersama," sambungnya dilansir Detikcom.

Sebelumnya diberitakan, dalam bedah buku itu, Tri mengatakan Prabowo tidak bisa hadir. Dia mengaku membacakan pidato Prabowo.

"Pada kesempatan ini beliau menyampaikan mohon maaf karena tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Tentunya saya rektor Unhan akan membacakan sambutan beliau," ucap Tri.

Dalam salah satu bagian pidato, Tri menyebut di era globalisasi ini paham komunis diduga masih tetap eksis di Indonesia. Sehingga perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bahaya paham komunisme.

"Berakhirnya era perang dingin, muncul era globalisasi tidak berarti bahwa komunisme turut runtuh, beberapa negara yang menganut ideologi komunis masih eksis antara lain RRC, Vietnam, Cuba. Dengan demikian ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis. Untuk itu kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan," kata dia.