Jumat, 22 November 2019 00:30

Bertahun-tahun Merasa Pusing, Wanita Ini Ternyata Tak Punya Otak Kecil

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi
Ilustrasi

Seorang wanita berusia 20 tahun asal China, mengeluh selalu pusing selama bertahun-tahun.

RAKYATKU.COM - Seorang wanita berusia 20 tahun asal China, mengeluh selalu pusing selama bertahun-tahun.

Namun dokter yang memeriksa keluhan wanita tersebut, justru menemukan fakta mengejutkan. Hasil CT scan dan MRI menunjukkan, wanita tersebut hidup tanpa otak kecil.

Kasus wanita muda yang hidup bertahun-tahun tanpa otak kecil ini, ditulis dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam jurnal Brain. Ia termasuk dalam kelompok kecil yang terdiri dari 9 orang dengan kondisi tersebut.

Wanita tersebut, didiagnosis dengan cerebellar agenesis. Meskipun lahir tanpa otak kecil, wanita itu tetap bisa belajar berjalan dan berbicara ketika usia 6-7 tahun walau cukup kesulitan. Hal itu disebabkan oleh otak kecilnya yang tidak ada.

Padahal otak kecil berfungsi dalam menentukan kemampuan dan keseimbangan motorik. Para ilmuwan juga menemukan, otak kecil terlibat dalam bahasa dan fungsi serupa lainnya.

James Knierim dari Universitas Johns Hopkins berbicara lebih banyak tentang otak kecil dan fungsinya dalam buku Neuroscience yang disediakan oleh McGovern Medical School dari University of Texas Health.

Knierim mengatakan bahwa otak kecil dianggap sebagai bagian dari sistem motorik, tetapi fungsinya melampaui kontrol motor.

Sembilan kasus orang yang hidup tanpa bagian penting di tubuhnya ini telah mengungkapkan fungsi otak ketika masih kecil, seperti dikutip dari himedik.com.

Namun, kasus orang yang hidup tanpa otak kecil telah menjadi perdebatan ahli dalam sebuah laporan Wired. Para ilmuwan seperti Mitchell Glickstein menantang kasus tersebut karena laporan tidak menjelaskan secara spesifik tentang kesulitan fisik yang dihadapi pasien.

Kasus cerebellar agenesis pada anak dengan kelainan parah juga membuat mereka menderita epilepsi atau lesi otak, bahkan kasus ini sering berakhir dengan kematian dini.

Namun, wanita muda asal China itu justru melalui perkembangan masa kanak-kanak yang relatif normal dan hanya mengalami cacat motorik ringan. Hal ini seolah menunjukkan bahwa otak bisa beradaptasi.

Jonathan Keleher salah satu penderita cerebellar agenesis juga memiliki kehidupan yang bahagia. Keleher memiliki sedikit kekurangan dalam hal berjalan, berbicara dan keseimbangan. Tetapi pemuda itu menjalani kehidupan yang cukup normal dan produktif.

Keleher digambarkan sebagai orang yang suka mendengarkan percakapan. Tapi, Keleher memang kesulitan memahami emosi dan pemikiran mendalam seperti halnya orang dengan otak kecil.