Selasa, 19 November 2019 08:19

Malaysia Peringatkan Warganya: Telur Indonesia Terkontaminasi Bahan Kimia Plastik

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi telur
Ilustrasi telur

Dilansir dari Sinchew Daily, penelitian terbaru menunjukkan, telur Indonesia yang diproduksi di daerah yang terkontaminasi oleh limbah plastik, ditemukan mengandung bahan kimia beracun seperti dioksin

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Dilansir dari Sinchew Daily, penelitian terbaru menunjukkan, telur Indonesia yang diproduksi di daerah yang terkontaminasi oleh limbah plastik, ditemukan mengandung bahan kimia beracun seperti dioksin. Para ahli menduga, bahan kimia beracun memasuki rantai makanan melalui pembakaran sampah plastik.

Para peneliti, sebenarnya mengumpulkan telur dari ayam yang tinggal di daerah, di mana ada banyak sampah plastik. Salah satunya di Jawa Timur. Setelah melakukan beberapa penelitian laboratorium, mereka menemukan, telur dari daerah tersebut mengandung dioksin, penghambat api, PFOS dan bahan kimia lainnya.

Mereka juga menyebutkan, jika orang dewasa memakan telur yang terkontaminasi, mereka akan rentan terhadap kadar dioksin lebih dari 70 kali lebih banyak daripada yang diizinkan oleh UE.

Salah satu portal berita online asal Malaysia pun, menulis judul, "Hati-hati: Telur Indonesia Terkontaminasi Bahan Kimia dari Plastik, Berbahaya Bagi Kesehatan". Artikel itu memperingatkan warga Malaysia untuk berhati-hati mengkonsumsi telur asal Indonesia.

Jadi, semuanya kembali ke masalah negara-negara dunia pertama, yang membuang limbah plastik mereka ke negara-negara Asia Tenggara. Karena semua sampah ini menumpuk dan tidak pecah, itu menghalangi orang-orang yang tinggal di daerah itu. 

Jadi, apa solusinya kemudian orang-orang adalah untuk membakar mereka di tumpukan? Karena banyak dari mereka yang kurang mampu atau tidak mampu/tidak tahu tentang metode yang tepat pembuangan plastik. Selain itu, ada juga pabrik di sana yang membakar limbah plastik untuk energi. Asap dari kedua kegiatan ini menyebabkan polusi.

Karena orang Asia Tenggara sekarang lebih sadar akan hal ini, mereka ingin negara-negara mengambil kembali sampah mereka.