Selasa, 19 November 2019 06:00

Pesawat Goyang-Goyang di Udara, Kisah di Balik Pilot Batik Air Pingsan dalam Penerbangan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pilot Batik Air yang pingsan.
Pilot Batik Air yang pingsan.

Beberapa penumpang mengungkap kesaksian saat pilot Batik Air ID 6548 rute Jakarta-Kupang, pingsan dalam penerbangan.

RAKYATKU.COM - Beberapa penumpang mengungkap kesaksian saat pilot Batik Air ID 6548 rute Jakarta-Kupang, pingsan dalam penerbangan.

Pilot bernama Kapten Djarot Harnanto mendadak pingsan. Penumpang yang berjumlah 148 orang pun panik. Apalagi, mereka merasakan pesawat bergoyang-goyang di udara. Entah apa penyebabnya.

"Pesawat bergoyang-goyang di udara sebelum mendarat di Bandara El Tari Kupang," kata Libby Sinlaeloe, salah seorang penumpang.

Saat pesawat berhasil mendarat, kepanikan penumpang belum berhenti. Ketika pesawat mendarat sampai ujung landasan, mesin pesawat langsung mati. Pesawat berhenti melintang sebelum diambil alih co-pilot untuk menuju apron.

"Sehingga membuat suasana ribut dalam pesawat karena semua pada panik," katanya seperti dikutip dari Antara.

Pilot Batik Air tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Kupang untuk mendapat penanganan medis.

Pilot Djarot Harnanto langsung menjalani tes urine saat sudah siuman. Sempat muncul dugaan, pilot mengonsumsi narkoba sebelum terbang. Ternyata dibantah hasil tes.

"Hasil tes urine yang dilakukan oleh Ditresnarkoba Polda NTT kepada yang bersangkutan menunjukkan hasil negatif," kata Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Jo Bangun, Senin (18/11/2019).

Wakil Ketua Umum Ikatan Pilot Indonesia (IPI), Rama Noya menyebut bahwa peristiwa pilot tak sadarkan diri bukanlah pertama kali terjadi.

Menurutnya, di luar negeri pun sudah pernah ada kejadian serupa. Dalam situasi demikian, maka memang sudah jadi tugas co-pilot untuk mengendalikan pesawat.

Noya berkata dari segi prosedur, co-pilot bertugas mengambil alih kendali pesawat jika sesuatu terjadi dengan pilot. Noya pun mengapresiasi co-pilot Batik Air ID 6548 yang berhasil menjalankan tugas dengan baik.

Pengamat penerbangan, Alvin Lie menyebut, tidak semua gangguan kesehatan seperti serangan jantung dapat terdeteksi.

"Pilot penerbangan komersial memang wajib jalani uji kesehatan setiap enam bulan. Tetapi tidak setiap kondisi kesehatan dapat terungkap dalam uji tersebut," ujarnya.

Alvin mengatakan, serangan jantung sendiri bisa disebabkan berbagai faktor. Termasuk stres dan kelelahan yang justru tidak mudah terdeteksi di uji kesehatan.

"Saya sendiri pernah kena serangan jantung pada Mei 2006. Padahal baru tiga pekan sebelumnya (April 2006) saya jalani uji kesehatan dan tidak terdeteksi adanya potensi gangguan terhadap kesehatan," ujarnya.

Pengamat penerbangan lainnya, Gerry Soejatman menyebut, situasi pilot yang tiba-tiba pingsan dalam penerbangan tidak bisa diprediksi. Meski, pilot dan co-pilotnya sudah mengikuti cek kesehatan dan tes urine.

"Itu mau dicegah gimana caranya. kalau cek kesehatan kan jaminan mutu. Anda sudah medical check up dan dibilang sehat, terus sebelum terbang anda dicek terus pas terbang tiba-tiba anda sakit kan bisa aja," ucap Gerry seperti dikutip dari Liputan6.com.

Gerry mengatakan, pilot pingsan di udara saat menerbangkan pesawat bisa disebabkan beberapa hal. Satu di antaranya memiliki penyakit jantung. Menurutnya, serangan jantung bisa datang kapan saja.

"Bisa jadi jantungnya lemah, tiba-tiba kena flu sampai tidak bisa konsentrasi," ucap dia.