Minggu, 17 November 2019 17:21

Ini yang Membuat OPM Semangat Perjuangkan Referendum

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketua OPM Jeffrey Bomanak (tengah) memperlihatkan undangan dari Bougainville untuk menyaksikan referendum dari negara bagian Papua Nugini itu pada 23  November mendatang.
Ketua OPM Jeffrey Bomanak (tengah) memperlihatkan undangan dari Bougainville untuk menyaksikan referendum dari negara bagian Papua Nugini itu pada 23 November mendatang.

Kacamata hitamnya ditaruh di jidat. Rambut gondrongnya yang ikal, dikuncir di belakang. Memakai rompi, dia menggelar konferensi pers. Jeffrey Bomanak namanya. Dia mengaku Ketua Organisasi Papua Merdek

RAKYATKU.COM, PAPUA - Kacamata hitamnya ditaruh di jidat. Rambut gondrongnya yang ikal, dikuncir di belakang. Memakai rompi, dia menggelar konferensi pers. Jeffrey Bomanak namanya. Dia mengaku Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dia memperlihatkan sebuah undangan. Dari Bougainville. Sebuah daerah otonom di Papua Nugini. Wilayah kecil itu akan melakukan referendum. Mulai Sabtu, 23 November 2019 hingga Sabtu, 1 Desember 2019. Hasil jajak pendapat itu nantinya menentukan. Bougainville masih bagian Papua Nugini, atau berdiri sendiri sebagai negara merdeka.

"Ini undangan resmi dari rakyat Bougainville kepada rakyat bangsa Papua melalui OPM-TPNPB, yang dialamatkan dengan nama kami Jeffrey Bomanak sebagai ketua, untuk menghadiri berjalannya proses referendum di Bougainville," ujarnya. Dua pria legam yang mendampinginya mengangguk-angguk.

Menurut Jeffrey, para pimpinan Bougainville yang merupakan aktor perjuangan Bougainville, mengetahui bahwa OPM-TPNPB adalah organisasi induk perjuangan bangsa Papua, yang memiliki legitimasi dan otoritas tertinggi, yang layak diundang atas nama perjuangan bangsa Papua.

OPM-TPNPB dan Bougainville Revolutionary Army (BRA) kata Jeffrey, memiliki hubungan sangat lama. "Ada sejarah OPM-TPNPB dan BRA yang sangat kuat dan dalam, yang tidak diketahui oleh seluruh pihak luar," ungkapnya.

Pada tahun 2014 lanjut dia, ada agreement antara kedua wilayah, yang disebut kesepakatan bersama "dari matahari terbit hingga matahari terbenam". Isinya memuat 6 bab kesepakatan, yang sedang berlaku dalam masa perjuangan hingga kedua wilayah menjadi negara yang berdaulat penuh.

"Maka berdasarkan ketiga point di atas, OPM TPNPB adalah organisasi induk perjuangan bangsa Papua, akan memfasilitasi seluruh pemimpin-pemimpin perjuangan bangsa Papua, untuk menyaksikan proses referendum di Bougainville," tegasnya.

Untuk itu kata dia, kepada pemimpin siapa saja dari organisasi politik perjuangan bangsa Papua, dapat menghubungi Jeffrey, sebagai penanggung jawab politik perjuangan bangsa Papua, jika ingin bergabung dalam tim OPM-TPNPB menuju referendum Bougainville.

"Para pimpinan lain yang ingin bergabung dengan tim, silakan hubungi Jubir OPM-TPNPB, Sebby Sambom dan Diplomat OPM-TPNPB Amatus Douw serta Lewis Prai Wellip," paparnya.
 
"Karena waktu yang sangat mepet, diharapkan koordinasi dilakukan secepatnya," tegasnya.