Jumat, 15 November 2019 18:34

Remaja 19 Tahun Jadi Orang Pertama yang Meninggal Karena Vaping di Belgia

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

Seorang remaja berusia 18 tahun telah menjadi orang pertama yang meninggal akibat vaping di Belgia.

RAKYATKU.COM, BRUSSEL - Seorang remaja berusia 18 tahun telah menjadi orang pertama yang meninggal akibat vaping di Belgia.

Raphael, warga Brussel, meninggal pada 6 November. Dia telah mengalami kegagalan pernapasan, dan diyakini bahwa itu disebabkan oleh e-rokoknya. 

"Hubungan dengan rokok elektronik terkait. Tidak ada penjelasan lain untuk pneumonia yang parah pada pasien ini," kata Menteri Kesehatan Belgia, Maggie De Block.

Menurut temuan awal, produk e-rokok yang digunakan Raphael mengandung cannabidiol (CBD). Itu adalah komponen populer dan legal, dengan sifat menenangkan. Tetapi itu juga dijual di pasar gelap setelah dicampur dengan produk-produk terlarang dan berbahaya.

"Penyelidikan harus terus menetapkan keadaan yang tepat dari kematian Raphael," kata De Block.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Juli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan bahwa bahaya rokok elektronik "tidak dapat disangkal" dan tidak dapat direkomendasikan sebagai alat untuk membantu orang berhenti merokok.

Di Amerika Serikat, Vaping telah menyebabkan 39 kematian, dan membuat lebih dua ribu orang mengalami sakit paru-paru.

Otoritas kesehatan di AS telah mengklasifikasikan vaping sebagai "berbahaya" bagi kaum muda. Mereka mengidentifikasi bahwa vitamin E asetat dalam e rokok adalah kemungkinan penyebab epidemi ini.