Rabu, 13 November 2019 16:42

Dianiaya Pengasuh karena Terus Menangis, Bayi Perempuan Lumpuh Seumur Hidup

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Seorang balita dianiaya pengasuhnya hingga lumpuh seumur hidup.
Seorang balita dianiaya pengasuhnya hingga lumpuh seumur hidup.

Pengasuh dimaksudkan untuk mengawasi anak-anak. Mereka disewa untuk menjaga, dan memastikan bahwa tidak ada hal buruk menimpa mereka ketika orang tua mereka pergi. 

RAKYATKU.COM, TAIWAN - Pengasuh dimaksudkan untuk mengawasi anak-anak. Mereka disewa untuk menjaga, dan memastikan bahwa tidak ada hal buruk menimpa mereka ketika orang tua mereka pergi. 

Tetapi pengasuh ini, sama sekali tidak cocok untuk mengambil tanggung jawab itu. Seperti yang ditunjukkan oleh cerita dari Sin Chew Daily ini.

Tragedi ini terjadi di Kota Taichung, Taiwan. Seorang bocah perempuan berusia 1 tahun, dilarikan ke rumah sakit. Itu setelah keluarganya memperhatikan bahwa gadis itu menderita luka-luka. 

Setelah diperiksa oleh dokter, bayi itu mengalami pendarahan intrakranial, lengan yang patah, dan memar yang nyata di kepala, dada, dan punggungnya.

Orang tua bayi curiga, pengasuh berusia 25 tahun, Ms Guo, yang telah menyebabkan cedera pada bayinya. Pengasuh itu bilang, dia membantu gadis kecil itu mandi, sebelum tidak sadar. 

Guo telah merawat bayi perempuan itu sejak Mei tahun ini, dan tinggal bersamanya selama 24 jam selama hari kerja.

Rupanya yang terjadi, ketika dia mengganti popok bayi perempuan, Guo kesal padanya, karena tidak memasukkan kakinya ke popok dengan benar. 

Dia juga frustasi, karena bayi perempuan itu menangis, dan akhirnya mengambilnya dari tempat tidurnya di ketiaknya, dan mengguncangnya dengan keras.

Ketika bayi perempuan itu tidak berhenti juga menangis, ia diduga menariknya dari tempat tidurnya, menyebabkan bayi jatuh ke lantai, dan mematahkan lengannya.

Dokter yang merawat luka-luka bayi perempuan itu mengatakan, meskipun diselamatkan dari jurang kematian, peluang kelangsungan hidupnya kecil.

Meskipun mengeluarkan gumpalan darah dari otak bayi, mereka mengatakan, bahwa dia kemungkinan akan menderita kerusakan otak yang ireversibel sebagai akibat dari luka-lukanya.

Selama persidangan atas kasus tersebut, pengasuh bahkan mencoba untuk meminta hukuman yang lebih ringan, atau diizinkan untuk membayar jaminan, karena seluruh insiden itu merupakan kecelakaan yang tidak dia sengaja.

Mendengar itu, sang ibu histeris di pengadilan.

"Putriku hampir tidak bisa bertahan hidup karena kamu, dan kamu punya keberanian untuk meminta hukuman yang lebih ringan?" ujarnya dengan nada tinggi.

Karena luka-lukanya, gadis kecil yang malang hanya bisa makan melalui tabung nasogastrik dan harus bergantung pada obat untuk bertahan hidup selama sisa hidupnya. 

Ibunya juga harus menanggung biaya medis yang cukup besar, termasuk biaya kasus hukum.