Senin, 11 November 2019 15:14

Di Jepang, Perempuan Dilarang Pakai Kacamata di Tempat Kerja

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi. (Foto: Japanese Station
Ilustrasi. (Foto: Japanese Station

Media di Jepang menyebutkan beberapa perusahaan telah melarang pegawai perempuan memakai kacamata dengan berbagai alasan.

RAKYATKU.COM - Media di Jepang menyebutkan beberapa perusahaan telah melarang pegawai perempuan memakai kacamata dengan berbagai alasan.

Pelarangan ini tidak disebutkan dengan jelas apakah melalui kebijakan tertulis atau lisan, tetapi menimbulkan reaksi di Jepang terkait aturan berpakaian di tempat kerja yang dianggap diskriminatif.

Beberapa pengusaha retail disebutkan melarang penjaga toko memakai kacamata karena hal itu menimbulkan kesan mereka tidak ramah.

Nippon TV dan Business Insider termasuk media yang melaporkan adanya masalah ini, dengan melihat bagaimana perusahaan di berbagai industri melarang perempuan memakai kacamata.

Di dalamnya termasuk larangan karena alasan keamanan untuk pekerja maskapai penerbangan, atau karena kacamata dianggap bisa menghalangi dandanan, bagi para pekerja di sektor kecantikan.

Tidak terlalu jelas apakah larangan ini berdasarkan kebijakan perusahaan atau karena praktek yang selama ini berlaku di tempat-tempat kerja tersebut. Namun hal ini menimbulkan debat hangat di media sosial.

Kumiko Nemoto, profesor sosiologi di Kyoto University of Foreign Studies mengatakan warga Jepang bereaksi terhadap kebijakan yang sudah usang.

Katanya, alasan perempuan tak boleh memakai kacamata tidak masuk akal. Ini tentu terkait dengan diskriminasi gender.
Menurutnya, laporan adanya pelarangan ini terkait dengan cara berpikir tradisional yang sudah tua di Jepang.

"Ini bukan soal bagaimana perempuan menjalankan pekerjaannya. Perusahaan menghargai perempuan dari penampilan yang feminin, dan memakai kacamata dianggap tidak mendukung hal itu," kata Prof Nemoto.

Perdebatan ini mirip dengan yang terjadi sebelumnya terkait pemakaian sepatu hak tinggi di Jepang.

Aktor dan penulis Yumi Ishikawa meluncurkan petisi agar Jepang mengakhiri aturan berpakaian sesudah ia diminta memakai sepatu hak tinggi ketika bekerja di rumah pemakaman.

Gerakan ini menarik dukungan yang kuat di media sosial. Para pengikut Yumi mencuitkan petisi itu beserta tagar #KuToo mengikuti tagar terkenal #MeToo yang menggugat soal kekerasan seksual terhadap perempuan.

Sumber: BBC Indonesia