Sabtu, 09 November 2019 06:01

"Pejabat Papua yang Tanda Tangani Pemekaran, Akan Kami Buru dan Bunuh," Ancam OPM

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Salah seorang anggota OPM di antara bendera Bintang Kejora.
Salah seorang anggota OPM di antara bendera Bintang Kejora.

Kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menentang keras pemekaran provinsi-provinsi baru di Papua. Yaitu, wacana pemekaran Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Selatan.

RAKYATKU.COM, PAPUA - Kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menentang keras pemekaran provinsi-provinsi baru di Papua. Yaitu, wacana pemekaran Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Selatan.

"Untuk itu, oknum pejabat yang tanda tangan dan menerima pemekaran tersebut itu, kami akan memburu mereka sampai akan kami bunuh. Maka segera berhenti urus gula-gula manis buatan Jakarta itu," tegas Jubir OPM, Sebby Sambom.

Menurut Sebby, dari tahun ke tahun, perjuangan TPNPB-OPM dari sejak penyanderaan Mapenduma 1996 di bawah pimpinan Jenderal Kelly Kwalik dan Daniel Kogeya, Silas Ellmin Kogeya, Daud Yiginap Lokbere, OPM selalu menolak tawaran Jakarta. 

Menurut Sebby, pengalaman 58 tahun TPNPB-OPM berjuang, mereka telah mengetahui gula-gula manis Jakarta itu. Antara lain, pernah menawarkan dana 1% untuk masyarakat 7 suku di Timika melalui gandengan tangan Freeport dan pemekaran Kabupaten lain di Papua, perancangan Otonomi Khusus dan Otsus Papua tahun 2001 dan UP4B tahun 2011, pemekaran kabupaten ala Jakarata di beberapa daerah pedalaman Papua. 

"Semua ini kami tolak, Dan kita hanya nuntut Papua Merdeka," ujar Sebby.

Dia menambahkan, mereka dulu banyak faksi dalam perjuangan Papua Merdeka. Maka setiap peristiwa yang mereka lakukan di hutan-hutan, hasilnya dimanfaatkan oleh elite politik Papua dan Jakarta.

"Dan kini, TPNPB-OPM sudah bersatu dalam Komando Nasional dari Sorong sampai Samarai. Oleh karena itu siapapun Orang Asli Papua, yang memanfaatkan perjuangan kami, baik itu pejabat daerah provinsi, kabupaten sampai tingkat distrik, adalah musuh utama kami. Dan kami akan tembak mati Orang Asli Papua yang urus pemekaran provinsi-provinsi baru di Papua, sebelum kami tembak anggota militer dan polisi Indonesia," pungkas Sebby.