Jumat, 08 November 2019 10:52

Walikota Perempuan Diseret Lalu Rambutnya Dicukur Demonstran

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sejumlah polisi mengawal Patricia Arce ke klinik setelah para demonstran membebaskannya. (Foto/Reuters)
Sejumlah polisi mengawal Patricia Arce ke klinik setelah para demonstran membebaskannya. (Foto/Reuters)

Patricia Arce, seorang walikota di Bolivia diseret di jalanan lalu rambutnya dicukur paksa oleh para demonstran oposisi.

RAKYATKU.COM - Patricia Arce, seorang walikota di Bolivia diseret di jalanan lalu rambutnya dicukur paksa oleh para demonstran oposisi.

Kejadian tersebut merupakan rangkaian bentrokan antara pendukung pemerintah dan kubu oposisi setelah pemilihan umum pada 20 Oktober lalu.

Setidaknya sebanyak tiga orang telah meninggal dunia di Kota Vinto.

Sekelompok demonstran anti pemerintah memblokade jembatan Vinto, sebuah kota kecil di Provinsi Cochabamba, sebagai bagian dari demonstrasi yang menentang hasil pemilihan presiden pada 20 Oktober lalu.

Pada saat bersamaan, rumor menyebar di kalangan masyarakat bahwa dua demonstran oposisi telah dibunuh dalam bentrokan dengan para pendukung presiden petahana, Evo Morales.

Kerumunan demonstran yang marah kemudian menuju balai kota.

Para pemrotes menuduh sang wali kota, Patricia Arce mengerahkan pendukung presiden guna membubarkan blokade di jembatan. 

Arce juga dituding berperan dalam kematian dua demonstran oposisi. Belakangan diketahui satu orang yang dikonfirmasi meninggal dunia.

Di tengah pekikan "pembunuh", beberapa pria bertopeng menyeretnya di jalan tanpa alas kaki menuju jembatan.

Di sana Arce dipaksa berlutut. Para demonstran kemudian mencukur rambutnya dan menyiramnya dengan cat merah. Mereka juga memaksa perempuan tersebut menandatangani surat pengunduran diri.

Beberapa jam kemudian, Arce diserahkan ke polisi yang kemudian membawanya ke klinik.

Dilansir laman BBCIndonesia, kantor wali kota dibakar dan jendela-jendela balai kota dihancurkan.

Sosok yang tewas dalam bentrokan antara pendukung Presiden Morales dan pendukung kubu oposisi diketahui seorang mahasiswa berusia 20 tahun, Limbert Guzmán Vasquez.

Sejumlah dokter mengatakan Guzmán Vasquez mengalami keretakan pada bagian tengkorak yang mungkin disebabkan alat peledak.

Dia adalah orang ketiga yang tewas sejak bentrokan kedua kubu pecah pada 20 Oktober.