Kamis, 07 November 2019 18:16

Begadang Bikin Otak Jadi Lemot, Fakta atau Mitos?

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Begadang Bikin Otak Jadi Lemot, Fakta atau Mitos?

Kebiasaan sering begadang atau punya insomnia memiliki dampak buruk bagi kesehatan, baik fisik maupun psikis. 

RAKYATKU.COM - Kebiasaan sering begadang atau punya insomnia memiliki dampak buruk bagi kesehatan, baik fisik maupun psikis. 

Katanya, salah satu efek buruk sering begadang adalah kekhawatiran bikin otak jadi lemot. Apakah ini hanya sekadar “katanya” atau benar-benar didukung oleh fakta medis?

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal medis “Nature Medicine” tahun 2017, menemukan bagaimana mekanisme kurang tidur dapat berdampak pada kemampuan sel otak untuk berkomunikasi antara satu sama lain, alias membuat otak bekerja lebih lambat atau lemot.

Kami menemukan bahwa tubuh yang kurang tidur juga dapat ‘mencuri’ kemampuan neuron untuk berfungsi sebagaimana mestinya,” kata pemimpin studi, Itzhak Fried, profesor bedah saraf di David Geffen School of Medicine at UCLA, Amerika Serikat, dan Universitas Tel Aviv, Israel, dalam sebuah rilis.

Neuron tersebut berkontribusi dalam membuat keputusan, memproses informasi, fokus pada informasi penting, serta mengingatnya. Kondisi kurang tidur dapat memperlambat semua fungsi tersebut dan mengancam kondisi mental.

Bagaimana kurang tidur dapat menurunkan fungsi otak?

Temuan di atas diamini oleh dr. Sara Elise Wijono, MRes, dari KlikDokter, bahwa sering begadang memang bisa menyebabkan otak jadi tidak berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kemampuan kognitif dan emosi saat beraktivitas.

“Ketika kurang tidur akibat begadang, fungsi otak akan menurun karena suplai oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang. Hasilnya, Anda akan lebih sulit untuk berpikir, berkonsentrasi, dan lebih sulit untuk diajak berkomunikasi karena sistem otak tidak berfungsi dengan baik. Jika ini terjadi terus-menerus, bukan hanya otak saja yang kena imbasnya, tetapi juga imunitas tubuh,” kata dr. Sara menjelaskan.

Sistem saraf pusat di otak merupakan salah satu sistem saraf yang paling terkena dampaknya. Pasalnya, selama tidur, otak akan bekerja untuk membentuk jalur memori baru yang akan digunakan keesokan harinya.

Bila kurang tidur, maka jalur memori baru tersebut tidak akan terbentuk, akhirnya membuat otak jadi makin “penuh” karena harus menampung memori baru setiap harinya. Daya konsentrasi pun ikut terganggu.

“Kurang tidur mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi dan mempelajari hal-hal yang baru. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap fungsi memori jangka pendek dan memori jangka panjang,” jelasnya.