Rabu, 06 November 2019 04:30

Saf Belakang Lebih Utama bagi Perempuan, Benarkah?

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Sebuah masjid bertujuan baik dengan menerapkan dzahir hadis dalam menata saf salat bagi wanita, yaitu dari belakang terus di depannya. 

RAKYATKU.COM - Sebuah masjid bertujuan baik dengan menerapkan dzahir hadis dalam menata saf salat bagi wanita, yaitu dari belakang terus di depannya. 

Jika paling belakang belum penuh, maka tidak diperbolehkan mengisi di depannya. Tentu dengan alasan hadis riwayat Imam Muslim bahwa saf terbaik bagi seorang wanita adalah yang paling belakang dan saf Wanita yang paling buruk adalah yang paling depan.

Benarkah harus seperti itu? Sehingga jika ada masjid lain yang saf Wanita diawali dari depan adalah salah? Berikut penjelasan dari ulama Madzhab Syafi’iyah yang juga ahli di bidang hadis, yaitu Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’:

“Telah kami sampaikan bahwa dianjurkan saf paling depan, kemudian di belakangnya, dan seterusnya.”

“Hukum ini tetap berlaku bagi saf laki-laki dalam keadaan apapun. Demikian pula bagi saf perempuan yang jemaahnya terpisah dari jemaah laki-laki.”

“Namun bila wanita salat bersama para lelaki dalam satu jemaah dan tidak ada penghalang (satir pemisah) maka yang paling utama saf wanita adalah yang paling belakang.”

“Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Sebaik-baik saf laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling buruk adalah yang paling belakang. Sedangkan saf wanita yang paling baik adalah yang paling belakang dan yang paling buruk adalah yang paling depan.'”(HR Muslim)

Dengan demikian, kebanyakan masjid-masjid di lingkungan kita yang telah memiliki satir pemisah -baik berupa kain, papan atau lainnya- cara pengaturan saf wanita yang paling utama adalah dari depan, bukan dari belakang. 

Keutamaan saf dari belakang bagi wanita adalah ketika tidak ada pemisah antara tempat laki-laki dan perempuan.

Sumber: Islami