Minggu, 03 November 2019 14:01

Bawang Merah Nonpestisida dari Yayasan MAROS

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pengurus Yayasan MAROS dan beberapa anak-anak, tampak riang memamerkan bawang nonpestisida.
Pengurus Yayasan MAROS dan beberapa anak-anak, tampak riang memamerkan bawang nonpestisida.

Baru sekitar 3 bulan setelah berdiri, Yayasan Mandai Agro Semesta atau Yayasan MAROS, baru-baru ini sudah melakukan panen bawang merah organik.

RAKYATKU.COM, MAROS - Baru sekitar 3 bulan setelah berdiri, Yayasan Mandai Agro Semesta atau Yayasan MAROS, baru-baru ini sudah melakukan panen bawang merah organik.

Untuk diketahui, Yayasan MAROS saat ini mengkonsentrasikan diri dalam bidang pendidikan, pelatihan dan pendampingan bidang pertanian, perkebunan, perikanan serta pendidikan bagi kaum milenial.

Bawang ini ditanam di lahan sekitar 1 hektare di kawasan Maccopa, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

"Ini adalah gawe perdana kami dalam gerakan organik," tutur Naja, SE., MM., dari Yayasan MAROS.

"Saat ini kami panen perdana sekitar 200 kg lebih, bebas pestisida dan pupuk kimia," urai mantan Manajer Koperasi Mahasiswa Unhas ini.

Produk ini lanjut Naja, sementara dibanderol dengan harga Rp30 ribu per Kilogram. Dia menambahkan, ke depannya mereka akan menggelar berbagai workshop tentang pertanian, perikanan/pertambakan dan perkebunan organik bagi kaum milenial.

Selain aktivitas ini, Yayasan Maros juga akan menggelar Wisata Edukasi bidang pertanian. "Kami akan kerjasama dengan Dinas Pendidikan baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, untuk mengedukasi anak-anak kita mengenal pertanian dari hulu sampai hilir," terang Syafaruddin Ahmad, Ketua Yayasan MAROS.

Alumni HMI dari Jurusan Komunikasi Universitas Hasanuddin ini mengemukakan, bahwa di kawasan inilah akan membangun kemitraan dengan Sekolah dan Pemerintah Desa se-Sulawesi Selatan. 

"Kami akan menggandeng seluruh instansi pemerintah, menjalankan visi dan misi Yayasan MAROS," ungkap pemuda asal Selayar yang juga aktivis Muhammadiyah ini.

Senada, Tenaga Ahli Yayasan MAROS, Agus Susianto mengatakan, pihaknya dapat memberikan pelatihan bagi anak sekolah, mulai dari TK sampai SMA, komunitas dan masyarakat umum.

"Kita bisa memberikan pelatihan mulai dari membuat pupuk organik, mengatasi berkembangnya hama tanpa pestisida maupun membuat tanaman-tanaman alternatif seperti aqua culture, verti culture termasuk hidroponik dan lain-lain," ungkap Syafruddin, rekan Agus di Balai Proteksi Tanaman Sulawesi Selatan, yang juga turut membidangi lahirnya Yayasan MAROS.

"Kami mengajak semua pihak yang berorientasi ke pangan non-kimia serta mengedukasi generasi milenial, untuk membangun masa depan untuk tetap ramah lingkungan," pungkas Syafar.