Sabtu, 02 November 2019 16:56

Gitar Pemberian Ketua PKK Sulsel Bantu Hilangkan Trauma Pemuda yang Disekap 9 Tahun

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Mansyur (tengah)
Mansyur (tengah)

Pemuda yang menjadi korban penyekapan oleh orang tuanya sendiri, Mansyur, kini mengalami peningkatan. Dirinya kini lebih terbuka

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemuda yang menjadi korban penyekapan oleh orang tuanya sendiri, Mansyur, kini mengalami peningkatan. Dirinya kini lebih terbuka dengan berlajar musik sebagai bentuk terapi menghilangkan traumanya.

Diketahui, Mansyur (26) merupakan warga Kabupaten Bulukumba yang menjadi korban kekerasan kedua orang tuanya dan disekap selama sembilan tahun di WC.
Kini Mansyur dalam perawatan dan pendampingan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Didampingi para psikolog, Mansyur diajarkan bermain musik, sebagai bentuk terapi menghilangkan traumanya. Mansyur pun kian terbuka setelah bermain musik gitar.
Gitar yang menemani hari-hari Mansyur itu merupakan pemberian dari Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Liestiaty F Nurdin.

"Ini adalah salah satu bentuk perhatian. Anak yang dulunya begitu tertutup, sekarang sudah mulai terbuka. Dan mengimplementasikan ekspresinya melalui alat musik," kata Andi Ilham Gazaling, Kepala DP3A Sulsel, Sabtu (2/11/2019).

"Gitar itu pemberian dari Ketua Tim Penggerak PPK Sulsel, Ibu Lies Nurdin sewaktu kunjungan," tambahnya. Kepala DP3A Kota Makassar,  Tenri A Palallo, menambahkan, Mansyur yang sebelumnya tertutup, sekarang sudah mulai hidup normal seperti biasanya. Dimulai dari membersihkan halaman rumah, membersihkan pakaian, dan menyiram tanaman.

Sebelumnya, Kepala UPT P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan, menjelaskan selama penanganan, untuk sementara korban diinapkan di shelter atau rumah singgah yang bernama Rumah Aman di Kawasan Antang.

"Kondisi fisik korban semakin membaik. Dia juga doyan makan. Mungkin karena selama ini hanya diberi makan satu kali satu hari," ujarnya.
Setiap pagi, Mansyur akan dibawa ke P2TP2A untuk ditangani dan dibawa kembali ke shelter setelah jam pulang kantor.

Saat ditemui di P2TP2A kemarin, kondisi korban mulai membaik. Dia cukup ramah dan mudah berinteraksi dengan orang di sekitarnya.