Sabtu, 26 Oktober 2019 18:43

Minta Generasi Muda Adopsi IoT, Mentan SYL: Gagap Teknologi, Tunggu Saja Kematianmu

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di kampus Unismuh, Sabtu (26/10/2019).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di kampus Unismuh, Sabtu (26/10/2019).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomitmen untuk memperkuat pertanian Indonesia. Juga meningkatkan daya saing. Terutama dalam berkompetisi dengan negara-negara lain.

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomitmen untuk memperkuat pertanian Indonesia. Juga meningkatkan daya saing. Terutama dalam berkompetisi dengan negara-negara lain.

"Kita tidak mau kalah dengan negara lain seperti Malaysia. Kita tidak mau kalah dengan Singapura, kita tidak mau kalah dari Thailand, dan kita tidak mau kalah dari Korea. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Besok akan lebih baik kalau kita makin kuat bekerja hari ini," ujar Syahrul. 

Demikian disampaikan pria yang kerap disapa SYL tersebut saat memberikan kuliah umum di  Gedung Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar, Sabtu (26/10/2019). 

SYL menyebutkan, pertanian Indonesia sudah saatnya meninggalkan praktik tradisional. Saat ini para petani seharusnya sudah mulai menggunakan peralatan modern sehingga bertani menjadi lebih efektif dan efisien. 

"Dulu saat saya menjadi camat, saya mendorong para petani menggunakan traktor. Naik menjadi bupati, para petani menggunakan hand tractor. Sekarang menjadi menteri, semua itu sudah saatnya ditinggalkan. Sudah ada yang namanya Internet of Things. Peralatan pertanian sudah bisa beroperasi secara otomatis," jelasnya. 

Tapi untuk menyukseskan pembangunan pertanian, SYL menyebutkan peralatan modern saja tak cukup. Para pelaku pertanian pun disebutnya harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik. 

"Start up jadi bagian penting di masa depan. Kalau kau tidak mampu dalam kehidupan digital, maka tunggu saja kematianmu," beber SYL. 

Sarat pengalaman sebagai kepala daerah di Sulawesi Selatan selama 25 tahun, SYL turut mengajak para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar untuk menerapkan etos kerja suku Bugis untuk meraih kesuksesan.

"Hadirkan karakter etos kerja orang Bugis. Hanya orang berkeringat yang bisa mendapatkan rahmat dari Tuhan. Sekali layar terkembang sulit kita pantang. Kalau ada gelombang yang menghadangmu, hadapi gelombang itu," ujarnya. 

Menurut SYL, komitmen dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci paling penting dalam meraih kesuksesan. Kegiatan belajar tidak sebatas di kampus, tetapi juga melalui jaringan pertemanan. 

"Mulai sekarang bangun network-mu. Jangan tidur dulu sebelum kau bercakap dengan baik. Uang pulsamu itu gunakan untuk membaca artikel-artikel yang baik. Bukalah link-link yang bisa memberi wawasan baik. Dan biasakan berbicara lintas kampung. Kalau berbicara dengan orang-orang sekampung, nanti wawasanmu jadi hanya sekampung," tutup SYL.