Minggu, 20 Oktober 2019 09:17

Pakai WhatsApp Dipajaki Rp30 Ribu, Warga Lebanon Unjuk Rasa

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: AP.
Foto: AP.

Warga Lebanon turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa menentang rencana pemerintah mengenakan pajak baru untuk penggunaan WhatsApp.

RAKYATKU.COM - Warga Lebanon turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa menentang rencana pemerintah mengenakan pajak baru untuk penggunaan WhatsApp di tengah krisis ekonomi di negeri itu, Jumat (18/10/2019).

Ribuan orang turun ke jalan melampiaskan kemarahan mereka kepada para politikus yang mereka tuduh korup dan salah urus negara sehingga mengalami masalah ekonomi serius.

Protes dimulai dengan beberapa belas orang mendatangi di pusat Kota Beirut dengan adanya rencana menerapkan pengenaan pajak sebesar Rp30 ribu dalam pengiriman pesan di internet termasuk WhatsApp.

Selain usulan pengenaan pajak untu penggunaan internet, pemerintah Lebanon juga akan meningkatkan pajak untuk rokok dan BBM dalam rancangan APBN tahun 2020.

Protes ini kemudian dengan cepat menyebar menjadi demo besar yang terjadi di sana, sejak adanya krisis sampah pada 2015 dengan ribuan orang melakukan unjukrasa di seluruh negeri.

Ratusan orang berkumpul di dekat kantor-kantor pemerintah dan gedung Parlemen di Beitur dimana polisi anti huru hara sudah dikerahkan.

Mereka meneriakkan "Revolusi" dan "Maling" - merujuk kepada korupsi yang merajalela di negeri yang memiliki salah satu hutang terbesar di dunia.

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu, sepatu dan botol air minum ke arah petugas keamanan dan terlibat bentrok dengan polisi.

Polisi dan tentara luka-luka
Ketika iring-iringan mobil membawa Menteri Pendidikan Akram Chehayeb perlahan melewati pusat kota Beirut pengunjukrasa mengerebuti mobil menteri dan menendang mobil tersebut.

Seorang pengawal keluar dari mobil dan melepaskan tembakan otomatis ke udara.

Chehayeb kemudian keluar dari kendaraan dan mendorong pengawal tersebut untuk tidak melakukan tembakan lagi.

Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Para pengunjukrasa juga menutup jalan di beberapa kota di Lebanon, termasuk kota Tripoli di Utara, Tyre di Selatan dan Baalbek di Timur Laut.

Beberapa pengunjuk rasa mengatakan mereka akan tetap berada di jalan sampai pemerintah mengundurkan diri.

"Pemerintah berusaha membantu warga Lebanon untuk menghindari ambruknya perekonomian," kata Menteri Dalam Negeri Raya al-Hassan kepada media setempat.

"Bila ada pemerintahan baru yang dibentuk, mereka akan mengambil kebijakan serupa," katanya.

Pengunjuk rasa menutup jalan utama dengan membakar ban dan sampah sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Dengan unjukrasa terus meningkat, Kementerian Pendidikan mengumumkan seluruh sekolah negeri dan swasta serta universitas ditutup hari Jumat.

Menteri Telekomunikasi Mohamed Choucair yang muncul d televisi setelah protes terjadi mengatakan bahwa Perdana Menteri Saad Hariti telah memintanya untuk mencabut usulan pengenaan pajak WhatsApp.

Sumber: Wires/ABC