Jumat, 18 Oktober 2019 16:26

Cerita Jokowi Suka Telepon Para Menteri Tengah Malam

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jokowi-JK foto bareng Kabinet Kerja Jilid I (Foto/detikcom)
Jokowi-JK foto bareng Kabinet Kerja Jilid I (Foto/detikcom)

Lima tahun sudah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Kerja bekerja untuk negara. 

RAKYATKU.COM - Lima tahun sudah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Kerja bekerja untuk negara. 

Sebagai tanda perpisahan, Jokowi menggelar acara silaturahmi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi mengungkapkan terima kasih sekaligus meminta maaf terhadap pembantunya di periode pertama 2014-2019.

Dalam sambutannya, Jokowi meminta maaf kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Permintaan maaf itu karena Jokowi terkadang menelepon mereka tengah malam untuk kepentingan negara.

"Bu Menteri Keuangan saya telepon, Bu Menteri (Luar Negeri) Retno malam saya telepon. Pak Basuki juga sama. Saya kira itu lah yang sering saya harus lakukan karena negara ini memerlukan kerja kita semuanya," kata Jokowi.

Jokowi mengaku jarang mendapatkan momen santai dengan para menteri dan kepala lembaga. Dia meminta maaf karena para pembantunya harus dibuat sibuk.

"Kita mohon maaf lima tahun ini baru bertemu agak santai, mungkin hari ini pas akhir-akhir kita baru bertemu mungkin ada yang nyanyi, biasanya ratas, rapat, rapat paripurna. Dan saya minta maaf ganggu tengah malam," bebernya dilansir Detikcom.

Jokowi juga bercerita ada momen tertentu yang membuat dirinya harus melompati prosedur karena kebutuhan yang mendesak. Misalnya memanggil bos-bos Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa sepengetahuan Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Saya juga panggil Dirut tanpa memberitahu Menteri BUMN karena sangat mendesak data yang saya ingin, malam-malam, pagi-pagi karena memang kita diberi tanggung jawab mengelola 267 juta jiwa di negara kita," tambahnya.