RAKYATKU.COM - Invasi Turki ke Suriah utara telah 'menghidupkan kembali' Negara Islam, menurut kelompok Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
"Invasi Turki tidak lagi mengancam kebangkitan Daesh (ISIS), tetapi telah menghidupkannya kembali dan mengaktifkan sel-selnya di Qamishli dan Hasaka dan semua area lainnya," kata pejabat senior SDF, Redur Xelil.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Xelil menunjukkan bukti bahwa telah ada serangan bom mobil di masing-masing dua kota, yang dilakukan ISIS
“Kami masih bekerja sama sampai sekarang dengan koalisi internasional untuk memerangi Daesh. Kami sekarang bertempur di dua front: satu front melawan invasi Turki dan satu front melawan Daesh," katanya.
Milisi Kurdi sebelumnya telah memperingatkan bahwa serangan Turki dapat memungkinkan kelompok 'jihadis' muncul kembali ketika beberapa pengikutnya melarikan diri dari penjara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga telah mengkritik serangan militer Turki di wilayah Suriah yang dikuasai Kurdi.
Raab mengatakan hal itu melemahkan perang terhadap ISIS dan berisiko memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah yang dilanda perang.
Berbicara di Majelis Parlemen NATO ke-65 di pusat QEII di Westminster pada hari Sabtu, Raab mengatakan: "Posisi kami sangat jelas. Serangan ini salah. Kami ingin melihat pengekangan maksimum"
"Ketakutan saya adalah risikonya pada situasi kemanusiaan. Risikonya adalah, dengan operasi kontra-terorisme yang Anda gambarkan... itu melemahkan tujuan kontra-terorisme menyeluruh melawan Daesh."
Pasukan Turki juga meningkatkan pemboman mereka di Suriah timur laut akhir pekan ini. Sebagai akibatnta, sudah 74 pejuang YPG Kurdi tewas, ditambah 30 warga sipil.
Selain itu, PBB memperkirakan bahwa 100.000 orang telah melarikan diri dari rumah mereka akibat serangan itu.
Turki mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengalahkan YPG, yang dipandangnya sebagai organisasi teror, karena kaitannya dengan gerilyawan PKK di Turki.