Minggu, 13 Oktober 2019 10:02

Survei: 20 Persen Mahasiswa di Bandung Berpikir Serius untuk Bunuh Diri

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

ditemukan 30,5 persen mahasiswa depresi, 20 persen berpikir serius untuk bunuh diri, dan 6 persen telah mencoba bunuh diri seperti cutting, loncat dari

RAKYATKU.COM, BANDUNG - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Teddy Hidayat, mengatakan peristiwa tiga mahasiswa bunuh diri di sebuah perguruan tinggi dalam waktu tiga bulan menjadi bukti tingginya angka bunuh diri di kalangan mahasiswa.

"Sekaligus menjadi bukti kegagalan perguruan tinggi dalam memberikan perlindungan dan keamanan mahasiswanya," ujar Teddy pada World Mental Health Day di Bandung, Sabtu (12/10/2019).

Sebuah survei dilakukan pada 2019 ini kepada mahasiswa semester satu perguruan tinggi di Kota Bandung.

Hasilnya, ditemukan 30,5 persen mahasiswa depresi, 20 persen berpikir serius untuk bunuh diri, dan 6 persen telah mencoba bunuh diri seperti cutting, loncat dari ketinggian, dan gantung diri.

Teddy mengatakan, perilaku bunuh diri merupakan puncak dari berbagai permasalahan yang dihadapi mahasiswa.

Tekanan akademis hingga ketidakjelasan kelulusan
Hal yang umum antara lain tekanan akademis, ketidakjelasan kelulusan, ancaman drop out. Kemudian faktor keuangan dan biaya hidup, hubungan dengan dosen, orang tua, serta muda mudi.

"Kendala lain yang tidak kalah penting adalah belum setiap perguruan tinggi memiliki tim konseling. Kalaupun sudah ada belum dimanfaatkan oleh mahasiswa," tuturnya.

Kondisi Indonesia
Bunuh diri, sambung Teddy, merupakan masalah yang kompleks, karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan tunggal.

Perilaku bunuh diri diakibatkan interaksi dari faktor biologik, genetik, psikologi, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Di dunia, setiap tahunnya 800.000 orang meninggal karena bunuh diri atau setiap 40 detik satu orang meninggal karena bunuh diri.

Di Indonesia, 10.000 orang setiap tahunnya meninggal karena bunuh diri atau setiap satu jam satu orang meninggal bunuh diri.

“Bunuh diri adalah penyebab utama kedua kematian pada kelompok remaja dan dewasa muda usia 15-29 tahun,” ucapnya.

Sebanyak 80-90 persen bunuh diri berhubungan dengan gangguan mental-emosional, terutama depresi.

Sekitar 40 persen penderita depresi berpikir serius untk bunuh diri, dan 15 persen melakukannya.

Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI tahun 2018 dengan menggunakan alat ukur MINU untuk kelompok usia lebih dari 15 tahun angka prevalensi depresi di Indonesia 6,1 persen atau 11.315.500 orang, dan Jawa Barat 2.310.000.

Dari angka tersebut, 4.526.200 orang Indonesia memiliki ide serius bunuh diri dan 1.697.325 orang melakukannya.

Sedangkan untu Jabar 924.000 orang memiliki ide serius bunuh diri dan 346.500 orang melakukannya.

Sumber: Kompas.com