RAKYATKU.COM,BULUKUMBA - Pantai Apparalang mulai mengekor popularitas Pantai Tanjung Bira. Kini, salah satu surga wisata Bulukumba itu bisa dinikmati dari ubun-ubunnya.
Apparalang tidak hanya menawarkan tebing cadas dan panorama laut biru yang orang-orang menyebutnya "Mata Prancis".
Objek wisata yang terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, sekitar 20 kilometer dari Kota Bulukumba itu, memiliki pemandangan lain yang bisa dinikmati.
Masih di Desa Ara, ada lokasi yang dikenal dengan nama Raja Lima. Sekitar 500 meter dari gerbang masuk Apparalang.
Pengunjung disambut dengan jalan bebatuan. Kiri kanannya ditumbuhi semak belukar. Objek wisata ini sedang dalam pengembangan untuk menikmati sisi lain Apparalang.
Setelah berjalan sekitar 600 meter, pengunjung disambut ular piton sebesar paha orang dewasa. Tak perlu takut. Ular ini berada dalam kandang besi yang kokoh.
Di Raja Lima terdapat gazebo. Sambil menikmati apang panas, kue tradisional khas Sulsel, pengunjung langsung teringat akan ke-MahaKuasa-an Allah subhanahu wata'ala.
"Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan," ucap perempuan berkacamata ini. Dia mengutip ayat yang berulang kali disebutkan dalam Alquran surat Ar-Rahman.
Dari Raja Lima, terpampang pemandangan asri dengan gugusan pepohonan yang rindang dan hijau. Kontras dengan Apparalang bebatuan dan biru lautnya.
Mengapa dinamakan Raja Lima? Pengelola, H Amiruddin mengatakan, di lokasi itu terdapat lima pohon raja yang berbaris rapi. Kayu raja ini juga dikenal dengan nama tengguli atau trengguli.
Sambil menghirup udara segar, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan pulau terluar Bulukumba, seperti Pulau Kambing dan Pulau Liukang. Pulau Sembilan Sinjai juga terlihat dari Raja Lima.
"Di sini nanti akan dibangun gazebo-gazebo sekitar sembilan buah yang saling berhubungan. Dibangun di atas pohon sehingga terlihat kita berjalan setinggi dengan pepohonan," tambah Amiruddin.
Pengeloala juga akan membangun kebun binatang. Ke depan, Raja Lima diharapkan menjadi lokasi piknik keluarga yang menambah daya tarik wisatawan ke Bulukumba.
Tak kalah mengesankan, di lahan seluas 50 hektare ini juga akan dibangun pesantren.
"Kita akan menjadikan ini sebagai wisata bernuansa religius. Masterplan-nya sudah ada, sisa memulai pembangunan," tambah mantan anggota DPRD Bulukumba tersebut.