Minggu, 29 September 2019 08:18

Cegah Kecurangan, Pemungutan Suara Pilpres di Afghanistan Pakai Mesin Biometrik

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Reuters.
Foto: Reuters.

Pemungutan suara pemilihan presiden di Afghanistan menggunakan mesin biometrik. Itu bertujuan mencegah kecurangan

RAKYATKU.COM, KABUL - Pemungutan suara pemilihan presiden di Afghanistan menggunakan mesin biometrik. Itu bertujuan mencegah kecurangan agar Pilpres lebih baik dari pemungutan suara tahun lalu.

Penggunaan mesin biometrik ini bukan pertama kalinya. Pada Oktober tahun lalu, mesin biometrik juga dipakai pada pemilihan anggota parlemen. Hanya, saat itu banyak mesin mengalami gangguan atau kerusakan.

Kini Komisi Pemilihan Independen (IEC) memutuskan kembali menggunakan mesin-mesin itu dalam pemilihan presiden. IEC kembali memberikan pelatihan-pelatihan dan menyiapkan baterai-baterai untuk peralatan biometrik di setiap tempat pemungutan suara itu. 

Nantinya setiap TPS memiliki satu peralatan dan cadangan kertas formulir pendaftararan jika verifikasi biometrik tak berfungsi.

"Teknologi itu sedikit membaik tidak sejelek dalam pemilihan parlementer," kata Direktur Transparent Election Foundation of Afghanistan, Naem Ayubzada, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/9/2019).

Naem menjelaskan, mesin-mesin biometrik itu masih dapat mengidentifikasi seorang pemilih hingga 10 menit, walaupun masalah-masalah identifikasi sering terjadi. 

Masin-mesin itu merupakan buatan Dermalog Identification Systems, perusahaan Jerman, menggunakan sidik jari dan foto untuk mengidentifikasi para pemilih sebelum mereka memberikan suara guna mengurangi kecurangan yang sudah meluas dalam pemungutan suara di Afghanistan sejak kejatuhan rezim Taliban tahun 2001.

Biar begitu, penggunaan mesin biometrik bukan tanpa masalah. Mesin itu kesulitan mengenali wajah pemilih perempuan di kawasan-kawasan konservatif Afghanistan yang sebagian besar menggunakan burka atau cadar.