RAKYATKU.COM, MANCHESTER - Malam itu, Sabtu, 19 April 2019. Sekitar pukul 21.30, Matthew Hall (28) berjalan hilir mudik di dekat stasiun kereta api Atherton, Greater Manchester.
Dia terlihat oleh warga sekitar, sempat mengutak-atik ponselnya, sebelum kemudian menghilang dari balik rel. Saksi itu tak menyadari, kalau Matthew bunuh diri.
Jasadnya ditemukan pada Minggu pagi, 20 April 2019. Pacarnya, Jessica Khokhar mengatakan, malam itu mereka bertengkar. Matthew kemudian mengambil mantel dan keluar lewat teras.
"Mau ke mana?" tanya Jessica.
"Mau jalan-jalan, cari angin," ujarnya singkat sambil melangkah pergi.
Beberapa jam tak kembali, Jessica mulai khawatir. Dia lalu mengirimkan SMS, menanyakan keberadaan Matthew.
Namun, jawaban yang dikirimkan Matthew lain dari yang lain. "'Kamu adalah hal terbaik yang pernah hadir padaku - kamu layak mendapatkan jauh lebih banyak pria daripada yang bisa kutawarkan padamu. Aku mencintaimu, aku minta maaf sebelumnya," tulis pria yang bekerja sebagai petugas medis itu.
Jessica panik. Dia pun melakukan pencarian terhadap sang pacar. Semalaman mencari, jasad Matthew ditemukan pagi hari, telah terlindas kereta di atas rel.
Sepanjang hidupnya, karyawan NHS itu, mengabdikan hidupnya untuk membantu orang lain.
Dia diduga depresi, dan selalu menyangka dirinya menderita kanker. Matthew sering mengatakan kepada teman-temannya, bahwa dia didiagnosis menderita kanker kulit, Limfoma Hodgkin, dan gangguan bipolar.
Namun, setelah berbicara dengan dokternya, polisi mengatakan catatan medisnya juga tidak menunjukkan diagnosis.
Asisten kesehatan, yang ingin menjadi seorang paramedis, telah memenangkan pujian di tempat kerja atas belas kasihnya dan pergi ke Calais untuk membantu para pengungsi.
Namun, secara pribadi dia berjuang dengan kesehatan mentalnya dan mengkhawatirkan keluarganya ketika dia ditemukan berjalan di sekitar Wigan tanpa sepatu pada tahun 2018.
Jessica menggambarkan pada malam kematiannya, semuanya baik-baik saja, sampai sekitar jam 21:30 ketika dia mabuk dan mulai bertindak aneh.
Di mata Jessica, Matthew adalah pria yang baik, perhatian, bijaksana, pintar, lucu dan penuh kasih sayang.