Kamis, 19 September 2019 06:00

Puluhan Santri Terbakar saat Sedang Tidur Lelap, Weah Turun Langsung Tenangkan Orang Tua

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Petugas mengevakuasi korban kebakaran di Paynesville, Liberia. (FOTO: AFP)
Petugas mengevakuasi korban kebakaran di Paynesville, Liberia. (FOTO: AFP)

Mantan bintang AC Milan Italia yang kini menjadi Presiden Liberia, George Weah berduka.

RAKYATKU.COM - Mantan bintang AC Milan Italia yang kini menjadi Presiden Liberia, George Weah berduka.

Dia turut berempati atas tewasnya santri sekolah Alquran di Paynesville, sebuah kawasan di pinggiran ibu kota Monrovia.

Puluhan santri tewas akibat kebakaran yang melanda sekolah mereka. Saat itu, mereka sedang tidur lelap.

"Kami berada di sini untuk menguatkan orang tua dari para korban karena sungguh menyakitkan kehilangan anak-anak Anda dengan cara seperti ini," kata Weah yang juga pernah bermain di PSG dan Machester City. 

"Kami menyampaikan simpati kami kepada setiap keluarga yang berduka. Untuk saat ini kami belum mengetahui penyebab kebakaran, tetapi kami akan mendorong para penyelidik untuk segera mencari tahu bagaimana insiden ini terjadi," tambah pemilik nama lengkap George Manneh Oppong Ousman Weah itu. 

Dalam kebakaran yang terjadi Rabu dini hari (18/9/2019) tersebut, lebih dari 20 anak-anak dilaporkan menjadi korban tewas.

Menurut kantor kepresidenan Liberia, yang mengutip informasi dari layanan darurat, menyebut bahwa jumlah korban tewas sedikitnya 28 orang, termasuk anak-anak dan dua orang guru.

Tim penyelamat yang mengenakan masker putih dan sarung tangan karet tampak membawa tubuh anak-anak yang telah dimasukkan dalam kantong jenazah dari dalam gedung yang terbakar. 

Di luar gedung, para orang tua dan kerabat korban berteriak dan menangis, menunjukkan kesedihan mereka atas kehilangan anggota keluarga mereka yang tewas. 

Gedung beratapkan lembaran logam yang merupakan sekolah sekaligus asrama bagi para murid itu telah hancur akibat api kebakaran.

"Saya sedang tertidur saat saya tiba-tiba mendengar suara di luar. Istri saya membukan pintu belakang dan kami melihat asap telah datang dari arah depan," tutur seorang warga, Zazay.

"Kami pun berlari keluar dan melihat api yang terus membesar di belakang kami," tambahnya seperti dikutip dari AFP. 

Penduduk lainnya, Ballah, yang tinggal dekat dengan sekolah tersebut mengatakan bahwa mereka turut membantu dalam upaya penyelamatan para korban. 

"Kami pergi mencari air, mencoba memadamkan api yang membakar gedung sekolah," katanya.

"Kami mengalirkan air hingga sekitar pukul 2.30 pagi. Saat petugas pemadam kebakaran mulai datang, api sudah mulai padam," tambah Ballah. 

Menurut seorang pejabat komunitas Fulani, Amadou Sherrif, api pemicu kebakaran muncul ketika anak-anak sedang tertidur.