RAKYATKU.COM - Dai kondang, Ustaz Yusuf Mansur jadi sibuk gara-gara film The Santri yang dibintangi putrinya, Wirda.
Lewat akun media sosialnya, Ustaz Yusuf Mansur mengunggah kritikan yang berseliweran. Namun, UYM berusaha menghadapinya dengan tenang.
Salah satunya seperti yang dia unggah di akun Instagramnya, Selasa (17/9/2019). UYM mengunggah sebuah video ceramah tahun 2012.
Saat itu, dia dengan tegas menyatakan "tidak ada pacaran dalam Islam". Dia juga menyebut fenomena pacaran di kalangan anak muda kala itu yang kian mengkhawatirkan.
"Saya berdoa u/ anak saya, Wirda. Dan anak2 saya yang lain. Sdr2nya Wirda, dan anak2 Indonesia semua. Teruslah belajar. Termasuk dari kesalahan. Banyakin istighfar, banyakin taubat. Dan trmasuk belajar dari pengalaman berbuat kesalahan. Berdoa juga sama Allah. Minta bimbingan. Untuk Wirda dan anak2 Indonesia, semangat ya. Semangat trs memperbaiki diri dan berkarya. Semoga bila kalian berbuat salah, ayah ibu kalian memberi kalian pelukan dan cinta kasihnya. Memasakkan makanan kesukaan kalian. Dan memberikan ilmu dan oa buat kalian. Salam, Ayah Yusuf. Untuk semua anak Indonesia, yang pernah atau sedang berbuat salah," tulis Ustaz Yusuf Mansur.
"Maafin Ayah Yusuf jg yg dah salah, nyebut... "Anak2 zaman skrg...". Kesannya semua anak, pasti salah. Pasti ga bener. Ayah jg dah jd generalis. Itu tayangan 2012. Dan Ayah memberi nasihatnya dlm keadaan emosi. Dan dulu blm tapi zaman socmed. InsyaaAllah semoga skrg, jauh lbh banyak kebaikannya," lanjutnya.
Adegan Kontroversial Film The Santri
[NEXT]Film garapan Livi Zheng ini langsung menuai polemik saat trailernya diluncurkan di akun YouTube NU Channel pada Senin (9/9/2019).
The Santri merupakan film kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dalam film ini, Ketua Umum PBNU Kyai Said Aqil Siradj menjadi executive produser.
Rencananya The Santri akan diluncurkan pada Oktober 2019, bertepatan dengan Hari Santri. Kisah The Santri berpusat pada nilai-nilai kaum santri dan tradisi pembelajaran di pondok pesantren dengan basis kemandirian, kesederhanaan, toleransi, cinta Tanah Air.
The Santri adalah film drama action yang digarap Livi Zheng, bersama adiknya Ken Zheng. Livi, mengatakan, naskah The Santri berasal dari PBNU, dengan revisi dari pihaknya.
"Iya, dong. Revisi naskah tergantung dari pasar yang hendak disasar. Apakah pasar AS atau bukan," tutur Livi seperti dikutip dari Tirto.
Livi menjelaskan, The Santri dibuat untuk pasar Amerika Serikat (AS).
"Aku mengusahakan supaya semua filmku masuk di AS karena distribusinya lebih gampang," tambahnya.
Film The Santri diperankan Gus Azmi, Veve Zulfikar, dan Wirda Mansur. Dalam salah satu adegan, Wirda membawa tumpeng ke gereja yang disebut-sebut sebagai simbol keragaman.
Adegan itu tidak terlalu bermasalah. Adegan yang banyak mendapat protes adalah penggambaran pergaulan para santri di pondok pesantren. Dalam trailer resminya, terlihat cuplikan adegan santri perempuan dan santri laki-laki bisa berjalan bersama tanpa ada pemisahan.
Terlihat pula Veve Zulfikar dan Wirda Mansur saling mencuri pandang dan tersenyum penuh makna. Kemudian ada juga adegan Veve Zulfikar tengah menemani Wirda Mansur yang sedang naik kuda, lalu memberi sebuah buku.
Dalam kultur NU, apa yang digambarkan film The Santri tidaklah benar. Di pondok pesantren mana pun juga, setiap santri putri dan santri putra dipisah. Tidak ada ceritanya bisa berjalan beriring bersama, terlihat dengan jelas oleh santri-santri yang lainnya.
Dalam hal pembelajaran juga begitu. Tidak ada kelas pembelajaran bersama-sama. Para santri putra dididik oleh ustaz, sedangkan santri putri dididik ustazahnya dalam ruang terpisah.
Begitu pula dengan pergaulan mereka. Para santri tidak diberi kesempatan untuk bisa berduaan, apalagi oleh orang yang bukan mahram-nya.
Tidak heran jika Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Alathas, mengajak warganet untuk memboikot film ini.
Menurut menantu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, film itu tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya.
Bahkan banyak netizen yang menantang Livi Zheng, atau siapapun juga untuk menunjukkan pondok pesantren mana yang mengizinkan santrinya bisa bergaul bebas seperti yang diperlihatkan film The Santri.