RAKYATKU.COM, LONDON - William Treadwell tertunduk lesu. Dia memaksakan senyum ke kamera pewarta. Dia akhirnya mengakui perbuatannya di Pengadilan Southwark Crown. Ini jadi pertimbangan bagi hakim untuk mengurangi hukumannya pada sidang vonis, 30 September 2019 mendatang.
Pensiunan berusia 68 tahun itu masih ingat. Jumat, 17 Agustus 2018. Ketika dia memanggil Gary Amer (63), seorang tukang ledeng untuk memperbaiki pipa air di rumahnya, di Walworth, London tenggara, Inggris.
Namun saat istirahat makan siang, dia marah. Pasalnya, Gary istirahat hingga tiga jam. Padahal seharusnya dia sudah memperbaiki ketel.
"Ah....kau terlalu banyak istirahat," ujar Treadwell.
"Saya kan capek Mr Treadwell. Nanti toh saya akan kerja juga," jawab Gary.
Jaksa Timothy Cray QC mengatakan, kedua pria berusia senja itu pun cekcok. Treadwell mengambil wajan, lalu memukulkan ke kepala Gary hingga tukang ledeng itu berbaring tak berdaya di tanah.
Tak cukup itu, Treadwell langsung menyambar pisau dapur. Dia menghujamkan 30 kali ke tubuh Gary. Ada 30 luka tusuk, termasuk tujuh luka di jantung, dan dua pisau dapur tertinggal di tubuh.
Treadwell, yang pada awalnya dituduh melakukan pembunuhan, mengakui pembunuhan dengan alasan berkurangnya tanggung jawab di Pengadilan Southwark Crown dan akan dijatuhi hukuman pada 30 September.
Cray mengatakan, pembunuhan itu tiba-tiba dan tidak direncanakan. Usai membunuh, Treadwell, yang tidak memiliki catatan kriminal, langsung pergi ke putrinya dan menyerahkan sejumlah besar uang tunai.
"Dia kemudian pergi ke pub lokal di mana dia menelepon 999 dan membuat pengakuan penuh," kata Cray.
Seorang tetangga mengklaim, korban dan pelaku berdebat di flat Treadwell setelah Amer istirahat makan siang yang panjang. Janet Jarrett (73), mengatakan kepada The Sun di lokasi kejadian: "Dia datang untuk memperbaiki air panas pada hari Kamis, tetapi dia tampaknya pergi untuk istirahat makan siang tiga jam kemudian mengatakan dia akan kembali pada hari Jumat. Rupanya dia perlu mengambil bagian ekstra."
