RAKYATKU.COM, NORTH CAROLINA - Seorang wanita disekap di kamar hotel secara berpindah-pindah. Dia dijadikan budak seks, digilir beberapa pria di depan anak-anaknya.
Thomas Antoine Miller (26) dan Shakeeta Lasha Adams (25), dibekuk polisi, setelah korban melapor dipaksa melayani pria hidung belang.
Penuturan korban, dia ditahan di kamar hotel di North Carolina. Dia dilecehkan secara verbal, dipaksa mandi es dan tubuhnya dicap dengan gantungan mantel panas. Demikian diungkap polisi.
Menurut polisi, hukuman itu diberikan kepada wanita itu, jika dia gagal memenuhi target penghasilan setelah melayani pria hidung belang.
Bukan hanya itu. Kedua anaknya dipaksa untuk menonton ketika dia dipukuli. Tetapi anak-anak itu tidak mengalami pelecehan seksual, menurut Charlotte Observer.
Seorang juru bicara Departemen Kepolisian Pineville mengatakan dalam sebuah pernyataan, di dua lokasi, kedua tersangka yang sama ditangkap terlibat dalam tindakan kekerasan.
“Korban sangat berani melapor, dan kami berharap jika ada lebih banyak korban di luar sana, maka mereka juga akan terinspirasi untuk maju.
“Kami juga ingin mereka tahu, bahwa ada bantuan di luar sana untuk mereka. Korban dalam kasus ini dan anak-anaknya memiliki jalan panjang pemulihan fisik dan mental."
Lebih dari tiga minggu polisi melakukan investigasi dengan penyamaran rahasia, dan korban yang diduga datang membutuhkan bantuan untuk dirinya sendiri dan kedua anaknya.
Dia mengatakan kepada petugas, bahwa dia ditahan di Comfort Suites dan hotel Quality Suites di Pineville.
Polisi percaya, lebih banyak perempuan mungkin telah diperdagangkan sehubungan dengan kasus ini, dan mendesak siapa pun dengan informasi untuk menghubungi departemen.
Miller didakwa melakukan perdagangan manusia dengan korban dewasa, perbudakan seksual korban dewasa, penyerangan dengan pencekikan, penyerangan terhadap anak di bawah 12, penyerangan terhadap perempuan dan ancaman komunikasi.
Dia tetap di penjara Kabupaten Mecklenburg.
Adams didakwa dengan serangan ringan, dan dia tetap bebas dengan jaminan menunggu pengadilan.