RAKYATKU.COM - Pemilihan lima pimpinan KPK masih menuai polemik. Terpilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai ketua dianggap sebagai paradoks.
"Paradoks luar biasa," kata Pakar hukum tata negara Refly Harun kepada wartawan, Minggu malam (15/9/2019).
Menurut Refly, polisi sebagai lembaga yang berwenang melakukan pemberantasan korupsi belum bekerja efektif dan efisien.
Makanya, dibentuklah KPK. KPK sebagai lembaga independen punya kekuatan extra ordinary.
Refly juga menyinggung usulan Dewan Pengawas dalam revisi Undang-Undang KPK. Menurutnya, dewan tersebut akan sangat mengganggu independensi KPK.
"Bayangkan kalau kita mau menyadap, orang bicara di luar negeri pakai pengadilan, tapi ini kalau kita bicara korupsi tidak akut. Sekarang kalau korupsi akut begini, bagaimana transaksi suap menyuap terjadi, maka birokrasi yang terlalu rigid akan menyebabkan kelincahan berkurang," jelasnya.