RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Pada masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menawarkan empat janji politiknya jika berhasil memenangi Pemilu 2019.
Keempat janji politik PKS itu adalah memperjuangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Pajak Sepeda Motor, pemberlakuan SIM seumur hidup, mengesahkan RUU Perlindungan Ulama, Simbol Agama dan Tokoh Agama, serta memperjuangkan pajak penghasilan bagi pekerja yang memiliki pendapatan hingga Rp8 juta per bulan.
Pileg 2019 telah usai dan PKS gagal menjadi jawara pesta demokrasi terbesar itu. Lalu bagaimana nasib janji-janji politik tersebut?
Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan penjelasan. Menurutnya, saat ini memang banyak yang mempertanyakan janji tersebut. Terutama janji penghapusan pajak sepeda motor dan pemberlakuan SIM seumur hidup.
"Begini, memang di kampanye kami jika PKS menang kita janji empat hal itu. Sekarang PKS nggak menang kan. Sekarang orang bertanya apakah PKS akan memperjuangkan itu? Saya berani katakan bahwa kami akan tetap memperjuangkannya. Insya Allah," tegas Sohibul saat ditemui Rakyatku.com usai menghadiri acara pembekalan caleg terpilih PKS se-Sulawesi di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Minggu (15/9/2019).
Sebagai bukti keseriusan PKS memenuhi janji tersebut, Sohibul mengaku telah memberikan instruksi khusus kepada caleg terpilih DPR RI.
"Saya sudah perintahkan kepada anggota DPR RI terpilih begitu 1 Oktober dilantik, pada kesempatan pertama pembahasan prolegnas, maka seluruh anggota legislatif PKS wajib memperjuangkan keempat janji tersebut untuk menjadi bagian dari rancangan UU Prolegnas," bebernya.
Meski demikian, Sohibul mengaku hal tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, katanya, janji politik itu disusun dengan asumsi PKS mampu memperoleh 12 persen suara di Pemilu 2019.
"Dengan perolehan suara 8,3 persen PKS ini, tenaganya memang harus luar biasa meyakinkan partai-partai lain. Tadinya kami target jika 12 persen saja maka tenaganya yah lumayan (untuk mewujudkan janji tersebut). Sekarang dengan 8,3 persen, PKS kurang powerfull, tetapi kami akan tetap memperjuangkannya," demikian Sohibul.